Sunday, October 22, 2023
Monday, October 9, 2023
Mengapa Saya Resign?
Saya pindah ke Pekanbaru, Riau tepat tiga bulan lalu. Pekanbaru cukup beda dengan Pangkalan Kerinci, kota tempat saya berkarir selama kurang lebih tujuh tahun. Bisa dibilang, tidak terlalu banyak perbedaan antara kedua kota ini, hanya dari fasilitas saja. Jadi bagaimana saya bisa kembali ke haribaan tanah kelahiran saya?
April 2023, 7 bulan lalu, saya dihubungi oleh HRD sebuah
rumah sakit swasta di Pekanbaru. Betul, RS Awal Bros Group melalui linkedin.
Isinya, apakah saya sedang open opportunity. Setelah mengalami karier “prestisius”
saya di APRIL Group (part of RGE Group) selama tujuh tahun sejauh ini, dan dikelilingi oleh rekan-rekan
kerja dari berbagai negara, suku, agama dan latar belakang, fasilitas yang bagus, serta banyak
benefit baik lainnya, saya mencoba untuk menerima tawaran tersebut. Walaupun
penuh resiko secara pribadi dan professional, pada May 2023, saya pun menyetujui
untuk bergabung pada bulan July 2023. Hati saya penuh harapan, siap untuk merangkul perubahan mendalam
dalam diri, rutinitas stabil saya sebelumnya.
Semua tujuan yang saya tetapkan untuk diri saya sendiri selama
berkarir pada satu tujuan utama: menghadirkan lebih banyak tujuan dan pengalaman
dalam hidup saya.
Yup. Seringkali alam semesta berjalan dengan cara yang tak terduga, ia cenderung memberikan peluang dan pengalaman yang mungkin tidak pernah kita
duga sebelumnya. Pasti kita semua pernah mengalami moment ketika kita melihat
ke belakang dan menyadari semua itu memiliki makna besar dalam hidup. Hidup kita
ini, punya cara untuk menghubungkan segala sesuatu dan mengungkapkan kebijaksanaan.
Bahkan, sebelum saya di APRIL Group, alam semesta dengan
tegas membimbing saya, menuju langkah besar. Pada akhirnya, ada dua alasan saya
mengambil langkah ini: pertumbuhan, kebanggaan, dan peluang.
Jadi, Ketika saya berpikir untuk pindah, saya merasa bahwa
saya telah sampai pada momen menentukan karakter dalam hidup saya. Seberapa
pentingnya bagi saya untuk berada di tempat yang sama? Dan apa yang akan saya
lakukan untuk membuat itu terjadi?
Keluarga, sahabat dan teman dekat saya selalu mensupport saya untuk
membuka sayap yang lebar karena itu bukan hanya karena kesenangan, tetapi juga
pengalaman yang memperluas wawasan dan membangun karakter. Saya juga ingin
mengalami pertumbuhan pribadi seperti itu. Walaupun, sangat berat meninggalkan “rumah”
saya sebelumnya, saya harus pindah. Memang terasa pilu melepaskan, tapi mengejar tujuan adalah langkah
yang tak terelakkan. Setiap perpisahan membuka pintu pada babak baru yang penuh
potensi dan peluang. Keraguan tak menghentikan langkah, dan harusnya tak ada
kata penyelasan.
To all of SAHABAT RAPP,
Thank you for being my eyes when I couldn’t see, being my hand when I couldn’t touch, being my feet when I couldn’t walk, and being my ears when I couldn’t hear.
Bakalan kangen hari-hariku di sana. #riyaberolahraga #riyabermusik
Sampai jumpa di kesempatan lain semuanyaa.
Beli sekrup di Toko Hokkie
Rere Left The Group
Friday, March 17, 2023
Pindah Kamar Baru: Petualangan Lucu Mencari 'Space' di Antara 6 Kardus dan Fakir Wifi!
- "Apakah nanti barang-barang saya muat?"
- "Apakah saya akan nyaman nantinya di kamar baru?"
- "Apakah nanti roomate saya tersinggung ketika saya pindah kamar, padahal kan tidak ada konflik?"
- Pertanyaan yang belum ada jawabannya terkadang ditemukan ketika mencobanya
- Jangan kebanyakan pertimbangan, kelamaan, jadinya gak kemana-mana
- Saya jadi banyak melakukan hal yang bermanfaat, menulis, bermain musik, dan hal-hal positif lainnya.
Sunday, November 20, 2022
Vindest Jalan Keluar Kecemasan Finansial
Beberapa bulan belakang, otak saya penuh dengan bagaimana menambah income. hahahah.
Kekhawatiran akan masa depan finansial berseliweran di kepala. Melihat tabungan yang ternyata tidak sebanyak saat pandemi membuat saya sering gusar. Padahal tidak membeli apa-apa. Kok bisa ya.
rasanya menabung tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Meskipun, tidak ada kebutuhan tambahan, tidak ada hutang, ya paling menyenangkan kakak dan keponakan sesekali.
SSaya pikir dan kemudian cari-cari info ternyata saat harga BBM naik, semua komoditi juga naik. Ya apa boleh buat, dunia memang seperti itu. Mungkin inilah yang membuat saya gusar. Ditambah, tanpa sengaja mengkonsumsi content yang menceritakan tentang ketakutan akan finansial. Gak nyari juga, tapi nongol aja gitu. Thx you lho algorithma.
Kegusaran itu berada di otak saya sampai tidak membuat tenang. Kemudian, saya mencari jalan keluar dengan menonton hal-hal yang lucu dan tidak terlalu berat.
Saya menonton video-video Vindest yang belum saya tonton.
Mereka berdua ini telah saya tonton sejak masih kanak-kanak sampai sekarang. Menurut saya mereka icon antimainstream. Gak melulu mengikuti trend, tapi bekerja dengan niat dan bisa melihat pasar. Gabungan antara passion, niat dan marketing yang oke. Bisa dilihat dari #TibaTibaTenis minggu lalu yang riabuan orang nonton di youtube dan penuh di Istora Senayan.
Acara gak menyuguhi sensasi, tapi pure hiburan dan dihiasi dengan informasi. Keren.
Pengen banyak nulis tentang ini tapi sudah jam 10 malam. Saya harus landing di kasur karena sedang memperbaiki jam tidur yang kian hari tak menentu.
Friday, July 15, 2022
10 Hal yang Dipikirkan Saat Bertambah Usia
Kemarin saya ulang tahun.
Artinya, saya bergeser dari target market tertentu, HAHAHA.
Dulu sama seperti teman-teman seusia saya, mengejar kesuksesan, finansial freedom, berlomba-lomba ingin pindah-pindah kerja. Hustle life begitu diagungkan sampai saya menyadari jika hal itu tidak baik untuk saya atau saya belum siap untuk hal itu.
Ternyata, bertambahnya usia, ada hal-hal lain yang saya rasakan dan lebih saya perhatikan:
1. Hasrat untuk merayakan hari ulang tahun tidak terlalu menggebu-gebu.
Saya tidak menunggu kejutan atau kue ulang tahun. Tapi saya sangat berterima kasih sekali effort dan perhatian dari teman-teman saya yang setiap tahun memberikan kejutan, kue ulang tahun dan menjadi berkat untuk kita semua. Makan kue bersama dan tertawa bersama.
2. Mikirin hidup udah ngapain aja
Ulang tahun kali ini, malah berpikir apa saja hal-hal yang sudah dicapai. Ternyata masih banyak rencana dan mimpi yang belum ada resultnya.
Kalau mikirin itu, jadi stress sendiri. Akhirnya saya tulis, saya pilah mana yang bisa dicapai dalam waktu dekat dan bagaimana mencapai hal tersebut. Semoga gak jadi outstanding pas nambah umur lagi.
3. Sudah tidak ada keinginan untuk seragam dengan banyak orang.
Rasa aman tidak ditentukan hal-hal di luar diri saya. Tak apa menjadi tak sama dengan siapa pun di dunia ini.
Saya mulai mencoba berhenti mengeluhkan hal-hal yang sama setiap hari. Bergosip terutama, karena lelah mendengarkan yang kurang bermanfaat, apalagi yang itu-itu saja.
4. Idealisme berkurang
Secara tidak sadar, idealisme berkurang seiring bertambahnya usia. Karena memang sudah bukan waktunya atau bukan masanya lagi berpikiran seperti itu.
5. Lebih aware sama kesehatan
Saya sering berolahraga. Awalnya karena stress, kemudian mencari kegiatan baru yang menyenangkan. Dan berbadminton dan basketan dengan #riyaberolaraga. Selain itu, memilah apa yang saya makan. Mengurangi gorengan, minum dan makanan manis, perbanyak makan buah. Namun, saya masih sangat struggle dengan masalah tidur.
6. Karir dan bisnis untuk masa depan.
Saya mulai bekerja setelah lulus kuliah di usia 22 tahun. Saya pun sudah merayakan ulang tahun di tempat kerja selama 7 tahun. Saya telah tiga kali berganti posisi di bidang yang sama. Dan ternyata, saya banyak belajar hal-hal baru.Yang penting bekerja dengan baik dan jangan pernah puas.
Dan kalau dulu saya ingin mendapatkan pengakuan layaknya anak muda lainnya, sekarang saya sadar, legacy itu lebih penting. Maka saya mulai memikirkan ingin berkontribusi dalam hal apa saja.
Saat ini saya mulai 'menanam pohon'. Mungkin di awal akan sangat struggle, tetapi ke depannya semoga mudah.
Kenapa saya mulai 'menanam pohon?'
Saya terinspirasi dengan seseorang yang menanam pohon dimana buahnya bisa dinikmati keluarga dan orang sekitar, termasuk saya. Semoga apa yang saya tanam sekarang, bisa dinikmati keluarga dan orang sekitar. Ternyata saya pernah nulis gini di twitter:
8. Menjadi minimalis
Mencoba menjadi minimalis sejak 3 tahun belakang. Tidak terlalu sering membeli barang untuk hal-hal yang tidak dibutuhkan. Seperti pakaian dan jam tangan. Membeli pakaian ketika memang perlu dan pakaian lama sudah tidak nyaman dipakai. Tidak butuh brand apa yang penting nyaman dan enak dipakai.
9. Menjadi pemaaf
Ternyata, selama ini saya menjadi orang pendendam. Bikin hidup tak tenang dan seperti "kok ya hidup hanya seputar itu-itu aja". Akhirnya saya mencoba memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain. Melepaskan apa yang sebenarnya tidak untuk saya, mengikhlaskan hal-hal yang bukan untuk saya. Sampai sekarang masih belajar menjadi pribadi yang pemaaf. Belajar itu emang sulit.
10. Menikah
Banyak juga orang yang berpikir saya tidak akan menikah. Ada juga yang selalu menyuruh saya menikah. Ya terserah sih, saya gak ambil pusing. Keinginan untuk menikah itu ada. Namun, saya tidak mau terburu-buru dan menyesal memilih pasangan hidup.
Jujur, saya sangat menikmati jalan-jalan sendirian, nonton sendirian, makan sendirian. Kamu kesepian ya? hahaha KESEPIAN IS MIND TRAP.
Namun, saya juga tidak menutup diri untuk bersama-sama dengan orang lain. Tapi juga tidak mau terburu-buru seperti "Nikah karena umur, jadinya panik".
Ternyata setelah menulis ini semua, masih seputar untuk diri sendiri. Mungkin karena ini saya belum menikah. hehehehe.
Tuesday, June 28, 2022
Feel Blessed Met Popor Sapsiree
Tulisan ini merupakan lanjutan dari postingan Story of Comeback Stronger.
Ada sebuah keinginan tahun lalu, yaitu menonton turnamen badminton secara langsung di Bali. Namun, apalah daya, waktu itu masih lockdown, dan memang turnamentnya tidak ada penonton dikarenakan masih pandemi. Jadi, nonton virtual saja dan berdoa semoga tahun 2022 bisa menonton langsung.
Tahun 2022, ada informasi bahwa Indonesia Master 2022 dan Indonesia Open 2022 bakal dibuka untuk penonton namun terbatas. Mendengar informasi itu, saya pun senang karena keinginan menonton secara langsung bakal jadi kenyataan. Saya pun tidak mau ketinggalan informasi untuk ini. Setiap hari lihat update informasi mengenai penjualan tiket di Istora Senayan.
Saya memutuskan untuk membeli tiket Indonesia Master 2022. Saat tiket online dibuka, saya memutuskan untuk beli tiket quarterfinal dulu, nanti saja beli on the spot untuk semifinal dan final, jadi lihat situasi. Biasanya, Popor Sapsiree dan Hendra Setiawan lolos ke babak ini.
Membeli tiket seperti melakukan rebutan kelas pas kuliah dulu, karena siapa cepat dia dapat. Dan akhirnya saya bersyukur dapat tiket quarterfinal. Saya pun mengajukan cuti untuk menonton idola saya. Lalu, pesan tiket pesawat, dan booking hotel di dekat GBK supaya bisa jalan kaki ke Istora Senayan.
Beberapa hari sebelumnya berangkat, perasaan saya agak beda. Ada sesuatu hal yang ganjal, tapi tidak tahu apa.
H-1 quarterfinal, saat itu, saya nonton sambil istirahat siang. Ternyata Popor kalah, Hendra Setiawan juga kalah. HHHHMMMM. Walaupun begitu, saya tetap pergi. Siapa tahu bisa bertemu langsung idola, Kalau kata Haruki Murakami dalam Novel Norwegian Wood, aku ingin bertemu denganmu dan berbicara panjang. Tidak ketemu tidak apa-apa, mau ngerasain euforia EA EA EA. Nothing to lose saja.
Hari keberangkatan pun tiba, saya terbang menuju Jakarta dengan sakit perut. Sampai di hotel saya mules dan kemudian menghubungi teman saya untuk menemani makan dan mencari obat.
Tak disangka, saya bertemu Popor!!!
POPOR !!!!!
Kemudian dengan gaya sok cool, tapi senang sekali dalam hati, saya menyapa dan minta izin untuk foto bareng. Dan rasanya, saya pun tak bisa mengungapkannya. Tak bisa ditulis lewat kata-kata.
Esoknya saya bertemu lagi di lift dan mengobrol sebentar. Nah, singkat cerita Popor kembali ke lantai kamar saya untuk mengambil suatu barang. Namun, barangnya belum sampai. Dan akhirnya dia menunggu sambil ngobrol-ngobrol.
"Ngobrol, dikasih gift sama idola, foto dan video rasanya aku bakalan gak tidur semalaman" tapi ternyata tidur juga hahahha.
Amazing June 2022. One of my dream come true. Met my favorite badminton player after so many years of being a big fan since I was little and feel blessed to have talked to her.
She is really humble person and really kind. Unfortunately, I haven't been able to watch her in the final. It’s okay, I will watch you in another game.
Always support you no matter what. You’ll never walk alone. GO FIGHT WIN!
Let’s pick up a more shining sun, Champ!
See you next year and see you in PARIS 2024😉
Friday, June 17, 2022
Story of Comeback Stronger
Saturday, April 16, 2022
2 Years Long Enough, Our Life is Back
Akhirnya aku bisa kembali ke haribaan my hometown.
Baru sadar, dalam 3 bulan, aku mondar mandir Jakarta-Bali-Semarang-Pangkalan Kerinci-Jakarta dan akhirnya aku kembali ke pelukan kasur di rumahku.
Ini long weekend, biasanya aku akan stay di Jakarta, menikmati kota Jakarta dengan segala isi dan pergaulannya. Tapi kali ini aku ingin kembali ke rumah, menikmati hal-hal yang tidak bisa aku dapatkan di Jakarta.
2 tahun sudah pandemi, setelah melalui berbagai PPKM, multiple lockdowns, puluhan swab PCR, kehidupan yang sangat dinamis saat pandemi, dengan tiga vaksin. Perlahan aku merasakan kehidupanku akan normal kembali seperti sedia kala.
I'm grateful for this.
Bersyukur masih bisa berkumpul bersama keluarga di bulan yang penuh suci. Berdiskusi tentang masa depan, keluarga dan pasangan.
Bersyukur bisa bertemu dan bercengkrama dengan teman seperjalanan. Teman belasan tahunku. Ia sudah berubah haluan sebagai vegetarian, suka yoga dan meditasi. Mungkin sebentar lagi ia akan berubah menjadi Reza Gunawan atau Adjie Santoso. Bagiku menarik sekali. Melihat perubahan sebuah kehidupan.
Beberapa memori masa kecil seperti skip di pikiranku. Kadang aku ngerasa terlalu banyak hal hilang dalam perjalanan kita dari kecil hingga dewasa.
Pertemuan ini seperti bukanlah kebetulan, tetapi dirancang secara diam-diam. masing-masing dari kita punya garis kehidupan yang telah digambarkan. Dan masing-masing dari kita, kalau diizinkan akan saling bersinggungan.
Intinya, long weekend ini seperti refleksi diri untuk mensyukuri apa yang sudah didapatkan selama pandemi.
Semoga terus bisa merasakan nikmat syukur dari Yang Punya Hidup.
Berburu cerita Dumbledoree |
Thursday, March 3, 2022
Mengambil Makna Hidup dari Lagu Diri - Tulus
Hari ini kau berdamai dengan dirimu sendiri
Kau maafkan semua salahmu ampuni dirimu
Hari ini ajaklah lagi dirimu bicara mesra
Berjujurlah pada dirimu kau bisa percaya
Maafkan semua yang lalu
Ampuni hati kecilmu
Luka-luka hilanglah luka
Biar tentram yang berkuasa
Kau terlalu berharga untuk luka
Katakan pada dirimu
Semua baik-baik saja
Bisikanlah
Terima kasih pada diri sendiri
Hebat dia terus menjagamu dan sayangimu
Suarakan bilangg padanyajangan paksakan apapun
Suarakan ingatkan terus aku makna cukup
Luka-luka hilanglah luka
Biar senyum jadi senjata
Kau terlalu berharga untuk luka
Katakan pada dirimu
Semua baik-baik saja
Bila lelah menepilah
Atur napasmu
Lirik diatas adalah lirik dari Lagu Diri dari Tulus.
Saya hari ini baru saja mendengarkan lagu Diri dari Tulus dari album Manusia ketika saya bekerja di Nyepi ini, Memang benar-benar Nyepi di kamar sendirian.
Ketika mendengarkan lagu ini, sebentar saya terhentak, maknanya dalam sekali. Sebagai manusia, kita sering bermurah hati untuk memaafkan orang lain, namun terkadang kita keras pada diri sendiri. Memaafkan berarti sudah ikhlas dan berdamai terhadap sesuatu.
Biasanya kita sering merasa tidak adil, merasa tersakiti atau pun terluka. Hati sangat sakit setiap kali mengingatnya.
Salah satunya obat adaah berdamai. Berdamai dengan diri sendiri. Lepaskan semua beban, tidak perlu menyalahkan diri atas apa yang terjadi. Semua itu terjadi karena memang harus terjadi. Kita hanya perlu mengambil pelajaran dari masalah itu, tidak perlu mengambil bebannya.
Dunia memang sekeras itu, tapi kita harus lebih tangguh. Kita berani menghadapi dunia karena berdamai dengan diri sendiri.
Tim Tulus memang sangat pintar dalam membaca pasar. Tren mental health yang kerap dibicarakan oleh orang banyak, ditangkap oleh Tim Tulus untuk mengeluarkan album manusia.
Tapi dari semua itu, lewat lagu ini kita seperti diajak untuk memaafkan diri kita sendiri, memaafkan diri agar luka dalam diri kita hilang dan mengajak kita untuk terus bersyukur dalam hidup.
Merenungi hidup |
Tuesday, October 26, 2021
Mindset of Being A Writer From Raditya Dika
Kemarin saya mendengarkan podcast Raditya Dika tentang menjadi seorang penulis. Raditya Dika adalah salah satu idola saya dalam hal menulis. Ketika saya masih SMP, saya SD, saya membaca blognya http://kambingjantan.com dan ketika saya SMA, saya menonton filmnya Kambing Jantan. Sebagai introverted introvert ketika itu, saya memang lebih suka menyampaikan sesuatu hal melalui tulisan atau chatting. Saya pun membuat blog di tahun 2009 dan sampai sekarang masih suka menulis. Mungkin bisa dibilang, karena menulis saya bisa bekerja di perusahaan sekarang, walaupun saya tidak pernah sekolah komunikasi atau pun kursus menulis.
Okay, we are back to his podcast. Menurut Raditya Dika, menulis itu adalah bahan baku dari banyak sekali hal yang bisa kita lakukan. Jika kita ingin menjadi Youtuber, akan lebih mudah ide-ide konten tersebut ditulis. Dalam film pun, skenario juga harus ditulis. Jadi bisa dibilang menulis itu adalah fondasi utama dari karya kreatif.
Menulis itu bukan untuk kita keliatan keren.
Menulis itu bukan untuk kita kaya.
Menulis itu bukan untuk kita terkenal.
Celakanya, semakin kita berharap soal uangnya, maka semakin kita jauh dari uang. Kita akan menbak-nebak bagaimana menjadi laku, bagaimana cara bikinnya menjadi laku. Menebak-nebak selera pasar itu berbahaya. Ia menyarankan agar seseorang yang ingin menjadi penulis untuk menghindari pretensi itu, ingin kaya dan ingin terkenal.
Menulislah karena kamu punya kegelisahan yang ingin kamu sampaikan. Pada dasarnya, menulis itu adalah salah satu cara kita mengungkapkan sesuatu di hati kita yang ingin orang lain dengarkan. Misalnya, tulislah sebuah argument, orang lain sering melewatkan itu.
Kenapa penting sekali untuk membuat argument? Karena dengan adanya argument, kita peduli dengan naskahnya. Karena juga tak sabar melihat orang lain memahami argumentasi kita.
Berbicara soal mood. Banyak yang mengatakan bahwa menulis mengikuti mood. Itu salah. Mood itu harus dijemput. Ide itu juga bukan untuk kita menanti kapan wangsit tiba, tapi sama dengan mood, ide itu juga harus dijemput.
Caranya dengann memikirkan tentang kejujuran yang pengen disampaikan dalam sebuah argument. Bagaimana mengembangkannya, bagaimana membuatnya menjadi menarik. Jadi, jangan menunggu mood.
Kesimpulannya:
1. Menulis itu bukan buat kaya dan terkenal, tapi menyampaikan argumentasi untuk orang lain tahu
2. Jangan menunggu mood dan ide, karena semua itu harus dicari dan dijemput
3. Harus banyak baca dan mengkonsumsi cerita di sekitar, tapi dengan pendekatan intelektual. Tapi harus dibedah alur ceritanya. Kenapa gue mau tonton filmnya, apa argumennya, kenapa karakternya menarik, kenapa mau menonton sampai habis. Karena cara terbaik belajar menulis adalah dengan mempelajari tulisan orang lain seperti buku dan film.
So, ada banyak cara dan jalan untuk kita belajar selama kita mau.
Monday, May 10, 2021
Kenapa Kita Harus Jadi Social Media Ambassador di Perusahaan?
Dua tahun belakang, saya mendapatkan tantangan baru bergabung dengan tim Digital Media APRIL, tempat saya bekerja. Namun, pekerjaan sebelumnya sebagai External Communication tetap saya jalankan secara bersamaan.
Bergabung di tim digital media
merupakan hal yang menarik untuk di kulik. Saya yang dulu tergabung dalam Social
Media Ambassador sekarang menjadi bagian dari tim yang mengelola social
media perusahaan. Kok ya perlu perusahaan menggunakan karyawan sebagai Ambassador?
Kan bisa membayar para influencer untuk mengkampanyekan perusahaan? Kok
karyawan mau sih jadi Ambassador?
Awalnya saya bahkan tidak
mengetahui untuk apa sih tugas sebagai Ambassador perusahaan. Posting di
social media mengenai perusahaan di akun pribadi apa tidak kehilangan followers?
Mengkampanyekan program perusahaan di akun pribadi karyawan apakah mereka efektif
untuk membantu branding perusahaan?
Dari yang saya lihat, ternyata
menjadikan karyawan sebagai Ambassador perusahaan tidaklah sulit. Saat
ini orang-orang menggunakan smartphone, hampir sebagian dari kita
menggunakan social media. Social media adalah bagian yang tak
terpisahkan oleh kehidupan kita saat ini. Sebut saja Facebook, Twitter,
Instagram, TikTok bisa dibilang banyak digunakan masyarakat. Orang-orang
akan tertarik dengan apa yang orang lain posting, kehidupan pribadi,
pencapaian, dan hal-hal yang menyedihan.
Nah balik lagi mengapa perusahaan
memilih karyawan sebagai Social Media Ambassador mereka?
Selain menaikkan personal
branding mereka, para netizen yang budiman ternyata trust people more
than they trust companies. It’s that simple. Karyawan menjadi media
paling efektif sebagai channel komunikasi perusahaan kepada pihak eksternal. Juga,
karyawan akan dengan ikhlas untuk mengkampanyekan pesan-pesan, nilai-nilai yang
dianut oleh perusahaan, karena mereka adalah bagian dari penting dari
perusahaan. Selama 8 jam lebih, mereka menghabiskan waktu untuk belajar,
berkarir dan mencari nafkah di perusahaan tersebut.
Social Media Ambassador APRIL bersama Iman Usman |
Karyawan juga dapat
meningkatkan company branding perusahaan dengan membantu meng-amplify
postingan terkait perusahaan di akun pribadi mereka sehingga membuat relasi
antara perusahaan, karyawan dan orang eksternal yang melihat.
Dengan karyawan menjadi Social
Media Ambassador, reputasi perusahaan dapat menjadi lebih baik di mata para
masyarakat. Masyarakat juga mengetahui apa saja promo, program dan kehidupan di
perusahaan tersebut. Dan itu mereka berikan secara sukarela tanpa ragu-ragu.
Ternyata, saya gak kehilangan followers, tapi malah bertambah !
Yuk jadi Social Media
Ambassador perusahaan.
Tuesday, April 20, 2021
Jadi Orang Baik
Kita adalah orang baik.
Sebuah paradox.
Terkadang, orang yang merasa baik adalah orang yang paling sering menyakiti orang lain. Tapi orang yang nyadar, dia bisa berlaku jahat ke orang lain, dia akan berbuat baik kepada orang.
Kalimat yang menyatakan bahwa kita harus berbuat baik kepada orang, karena nantinya orang tersebut akan membalas berbuat baik kepada kita. Terdengar semacam take and give.
Kalau di pikir-pikir, sebagai manusia, harusnya kita berbuat baik kepada orang bukan karena ingin diperlakukan baik, tetapi kita melakukan perbuatan baik itu karena itulah yang benar.
Tapi...
Kita tetap saja sebagai manusia ada aja yang gak sukanya sama orang. Kadang mereka membuat kita sedih, kadang mereka membuat kita kecewa, kadang mereka membuat kita marah.
Kalau dipikir-pikir ya, itu adalah yang diluar ekspektasi kita. Kita terlalu berharap orang lain itu berperilaku sesuai dengan yang kita harapkan. Tentu gak bisa dong.
Saturday, April 3, 2021
Self-Healing dan Kurangi Perasaan Negatif
Sedikit ringan.
Itulah yang saya rasakan beberapa waktu belakangan. Semenjak saya memilih jeda dari rutinitas kerja yang setahun tiada henti, saya akhirnya pulang ke rumah sejenak. Saat itu saya benar-benar dalam keadaan demotivasi dan tidak ada keinginan melakukan apa pun selain kerja, nonton film, tidur atau makan. Rasanya seperti sakit hati, marah, kecewa, sedih. Mungkin kebiasaan ini dianggap malas, tetapi pada saat itu saya benar-benar kehilangan daya dan energi untuk melakukan sesuatu. Andai saja energi itu bisa di refill seperti teh ocha di Sushi Tei, mungkin saya bisa setiap hari me-refill nya, tapi sayangnya tidak.
Waktu itu saya hanya berkata dalam hati "Time will heal". Tapi faktanya adalah waktu gak bisa menyembuhkan.
Pada saat melarikan diri itu, saya benar-benar berpikir, kok bisa? Kenapa hal ini tidak bisa pindah dari diri saya? Kenapa saya tidak bisa pindah? Lalu banyak pertanyaan muncul dalam kepala yang bikin pusing mencari jawabannya, sampai ngerasa kok hidup begini sih? Apa yang salah sih? Saya sadar saat itu saya benar-benar dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Seorang berkata :
"Mungkin harus maafin orang-orang yang berada di masa lalu, supaya hidup ke depan terasa ringan, Atau memaafkan diri sendiri dan jangan terlalu keras dengan diri sendiri,"
Kalimat itu sontak membuat saya berpikir. Apa benar saya belum memaafkan orang-orang yang pernah menyinggung saya? Bahkan saya benar-benar tidak sadar itu terjadi.
Sambil memandang ke luar jendela, saya begitu banyak berpikir tentang apa yang saya rasakan. Flashback terhadap hal-hal yang membuat saya sedih. Ternyata, selama ini saya membuang energi terhadap orang-orang yang dulu pernah mungkin secara tidak sengaja menyakiti, entah saya yang terlalu take something personally. Saya sadar kalau hal itu yang membuat saya stress, mungkin aja pikiran seperti itu membuat kolesterol saya naik terus. Haahaha
Mikir keras sampai sembelit |
Singkat cerita kemudian saya memilih untuk mengikuti meditasi, melatih pernapasan, menulis apa yang saya rasakan, ya semacam self healing gitu. Saya melakukan meditasi setiap hari, bangun tidur dan sebelum tidur. Kadang-kadang suka skip juga sih.
Dari sana, dampak lainnya, saya pun ingin menghilangkan perasaan-perasaan negatif dalam diri saya. Mulai dari belajar melihat sisi yang positif dari berbagai hal, lebih banyak bersyukur sama yang udah dipunya dan mulai berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Mengurangi mengeluh terhadap sesuatu, kalau pun secara tidak sengaja keluar dari mulut saya, saya langsung mencoba"Udah-udah gak usah, stop, stop,". Saya cuma mau kurang-kurangin mengeluh.
Dari sana, perlahan saya mulai paham bahaya mengeluh. Apalagi ngeluh ke orang lain. Karena bisa aja mereka yang tadinya bersemangat, bisa banget ter-influence untuk jadi malas. Saya sadar betapa bahayanya orang-orang yang mentalnya ngeluh mulu.
Sekarang?
Sampai sekarang saya mencobanya, walaupun masih belum sepenuhnya. Tapi saya mulai membuka blog dan menulis tulisan yang rada serius. Dibalik semua itu, saya mulai paham, bukan waktu yang menjadi obat bagi luka kita, tetapi kemampuan diri kita untuk menyembuhkanlah yang menjadi obat yang paling penting dalam menyembuhkan kesakitan kita.
Yuk bisa yuk
Thursday, December 10, 2020
It's Not About Me
Monday, November 30, 2020
Be A Minimalist
Friday, September 11, 2020
Work Life Integration
Friday, August 21, 2020
Lakukan Ini Setiap Hari Bersama Pacar
Kita pun gak pernah diajarin bagaimana cara mencintai. Membangun persahabatan, pacaran, menikah, punya anak. Dengan harapan kita semua tahu bagaimana mencintai. Tapi, pada kenyataannya kita sering menyakiti dan gak menghormati orang yang kita cintai, seperti menyalahkan teman yang menghabiskan waktu kita, membaca pesan Whatsapp pacar atau mempermalukan seseorang di depan umum. Mungkin kita berada hubungan yang sehat atau gak sehat. Ya, benar, itu merupakan bagian dari menjadi manusia.
Hampir semua orang memulai suatu hubungan dengan perasaan yang menyenangkan dan menggembirakan. Kasih sayang dan emosi. Biasanya setiap hubungan yang baru membuat kita sering menghabiskan waktu bersama, mudah melewatkan banyak hal. Diri merasa sangat beruntung, seperti ketimpa duit Rp 1 M. Mengucapkan kata I love you lebih cepat, sering chattingan, sering telponan. Bahkan kita gak sabar ketika dia merespon dengan lambat.
Apakah kita merasa terkekang? Apakah kamu merasa hidupmu jauh dari keluarga, teman, atau sahabatmu karena hubunganmu dengan pacar? Berarti kamu Bucin.
Mungkin dari semua ini kita belajar bahwa bukanlah bagaimana suatu hubungan dimulai, melainkan bagaimana ia berkembang. Awal hubungan baru, please perhatikan perasaan kita. Apakah kita terlalu cepat suka, terlalu cepat mencintai? Apakah kita memiliki ruang untuk bernapas?
Pada suatu masa, kita pernah cemburu. Tapi, ada yang kadar cemburuannya ektrim. Pacar kita menjadi lebih penuntut, harus mengabari kita dengan siapa sepanjang waktu, mengikuti kita kemana saja, offline maupun online. Posesif dan gak percayaan ! Kamu dituduh menggoda orang lain, selingkuh dan menolak penjelasan kita ketika kita memberi tahu mereka kalau mereka gak perlu khawatir. Harusnya gak gini sih.
Dalam hubungan yang tidak sehat, kata-kata digunakan sebagai senjata. Obrolan yang dulunya menyenangkan, ringan, berubah menjadi kejam dan memalukan. Pertengkaran yang penuh air mata dan bikin frustasi, kata-kata makian dan menyakitkan setelah itu diikuti permintaan maaf dan janji bahwa itu tidak terulang lagi. Pada titik ini kadang kita seperti berada di roller coaster sehingga kita tidak menyadari betapa gak sehat dan berbahayanya hubungan itu.
Kalau teman saya bilang “Semua itu bisa diubah, asal keduanya mau berubah”. Caranya dengan berkomunikasi dengan baik, terbuka, saling menghormati, sabar dan itu bisa kita lakukan setiap hari.
Sunday, July 12, 2020
Half A Year in 2020
Thursday, April 16, 2020
Be A Volunteer to Shanghai, Cina
Dari kiri ke kanan : Bang Yosea, Bang Fembiarta dan saya saat sebelum kebrangkatan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Senin (13/04/20) |
Saat itu saya berada di Pangkalan Kerinci, operasional PT RAPP tempat saya bekerja dan belajar empat tahun belakangan. Lalu, saya mempersiapkan kebutuhan pribadi untuk dibawa pada misi ini. Tidak terlalu banyak. Saya langsung mengabari keluarga, sempat ada kekhawatiran. Tapi saya berusaha meyakinkan bahwa ini penting dan saya akan selalu waspada saat perjalanan nanti. Mereka pun mendukung misi saya. Kakak saya berkata "Semoga ini menjadi amal jariyah kamu".
Tim Relawan tengah mengangkut bantuan APD di Bandara Pudong, Shanghai, Tiongkok |
Tim relawan mulai menyusun satu per satu bantuan APD pada cabin dan bangku-bangku pesawat |
Bantuan selesai diletakaan di posisinya. Kami siap menuju Jakarta, Indonesia. |
Tak sampai empat jam, barang bantuan selesai disusun di dalam pesawat. Mereka menggunakan jaring agar bantuan APD ini tidak bergerak dan tetap berada pada posisinya serta tidak rusak. Setelah itu, kami pun menanggalkan pakaian APD ini dan mengumpulkannya ke dalam plastik untuk dibuang. Tim relawan totalitas dalam bekerja, termasuk Crew Garuda Indonesia, mereka juga total dalam memimpin penerbangan ini dan memastikan tim kami dan semua relawan mendapatkan pelayanan yang layak selama penerbangan. Semoga terus diberikan kesehatan dan keberkahan.
Tim relawan kelelahan usai mengangkut bantuan APD |
Dukungan sang Captain Pilot pada penerbangan misi kemanusiaan untuk para petugas media kita. |
Kalau saja saya memilih untuk rebahan sehari, saya tidak akan membuat perubahan akan stok APD yang jumlahnya tinggal tak seberapa.
Apa lagi yang saya punya, sebagai manusia kalau bukan rasa kemanusiaan, kepedulian, dan membantu sesama.
Pengalaman yang sangat luar biasa, walau terselip sedikit getirnya, tapi support dukungan tim dan teman-teman terkasih semua, jadi energi yang luar biasa.
Semoga Tuhan mampukan kita melewati ini semua.