Showing posts with label Inspirasiku. Show all posts
Showing posts with label Inspirasiku. Show all posts

Tuesday, June 6, 2023

Badminton, Nostalgia '90an, dan Iqbaal Ramadhan: Sebuah Perjalanan dari Kegelisahan Menuju Kepuasan Hati

Bored, down, and feeling like life's a hot mess? Salah satu cara kita keluar dari kondisi mental yang sedang down adalah mencari hal-hal baru yang membuat kita senang.
Sejak 2021, saya menggunakan cara ini supaya menjadi selalu waras.

It's the chaotic year of 2021, and the darn pandemic has got everyone going bonkers, including yours truly. With lockdowns keeping us cooped up, life started off all hunky-dory, but soon enough, it became as dull as dishwater. 

Kemudian mulai berpikir untuk mencari formula yang tepat untuk mengusir semua perasaan dan pikiran yang kacau ini. Secara tidak sengaja, saat itu saya sedang isolasi mandiri karena ada kontak dengan rekan kerja yang terjangkit virus (thanks to a brush with the Voldemort virus – shh, don't mention its name) ini, saya menonton Olimpiade badminton. Ceritanya ada di sini sebelumnya.

Sejak itu, saya menjadi aktif bermain badminton hingga sekarang. Di tempat kerja, ada turnamen antar karyawan, saya pun bisa meraih runner up women double under 30 bersama rekan saya dari Supply Chain Management, Karina Sebayang. Hahahahah.

Nah, kondisi yang sama terjadi lagi, saya telah bermain badminton, namun ternyata, ada suatu keadaan dimana saya down kembali. Memang hidup up and down ya, tetapi kali ini saya pikir dengan bermain badminton bisa tetap membuat keadaan saya baik-baik saja.

Sambil memikirkan bagaimana mengembalikan kondisi saat itu, saya mulai menonton youtube, the legendary Vindest channel! I've been a die-hard fan of Vincent Desta since the days when I religiously watched cartoons every Saturday morning, chuckling away like a maniac.

Ada part tentang Iqbaal Ramadhan. Saya tahu Iqbaal ini waktu film Dilan, bahkan saat itu saya ingin keluar di tengah film karena kurang cocok dengan saya, namun tetap bertahan karena berlindung dibawah naungan kebersamaan bersama teman-teman. 

Generasi saya sangat menyukai Iqbaal Ramadhan, tetapi saya bahkan tidak tahu Iqbaal itu siapa sih. Hahahah

Saya penasaran, ternyata Iqbaal adalah salah satu personil Coboy Junior/CJR yang nyanyi EAA EAA itu. Astaga, sebelumnya saya tahu lagunya, tetapi gak tahu siapa yang nyanyi, karena tidak nonton dahsyat, inbox atau variety show karena sibuk menuntut Ilmu, halaaaah. Ini beneran, karena pada masa itu, saya banyak skip apa yang terjadi di TV. 

But wait, it gets even better. I stumbled upon a Vindest video featuring Iqbaal, and boy, was it a riot! They went on a nostalgic trip down memory lane, reminiscing about the '90s. Absolute gold, I tell ya!

Sejak saat itu, saya menikmati karya-karya Iqbaal, tapi cuma satu, film-film Dilan masih belum bisa saya cerna dengan baik. Saya kulik-kulik deh karyanya. Di Svmmerdose, karyanya juga bagus.

Menurut saya, Iqbaal saat ini tengah membangun personal branding di usia 20an-nya. Bbukan seorang personil Coboy Junior atau Iqbaal seorang Dilan. Melainkan Iqbaal Ramadhan. 

Iqbaal saat ini ingin mencoba sebagai Iqbaal yang dewasa. Mulai dari ia seorang aktor, dan penikmat '90s. Ini mengingatkan dengan salah satu idola saya, Harry Styles. Setelah One Direction hiatus, Harry mulai membentuk personal branding yang baru. Seorang penyanyi solo dengan karya yang bagus, aktor yang bagus dan dengan selera fashion yang unik. 

Bukan berarti membandingkan, (saya bisa diamuk fans Iqbaal, fans Iqbaal udah kayak kpopers, saya takuuut). Tapi apa yang dilakukan Iqbaal adalah salah satu hal yang keren banget. 

Dengan menikmati karya Iqbaal, secara tidak langsung bisa kembali sedikit demi sedikit bisa kembali menikmati hidup tanpa berbagai hal yang menggangu hati dan pikiran.

Satu hal yang saya bisa ambil pelajaran hidup dari Iqbaal adalah dia tidak membicarakan sukses di masa kecilnya, namun fokus dengan masa depannya. You only live your life itu selalu sekarang, you don't live your life yesterday. Tapi kalau kita hari ini terus dibicarain waktu dulu, nostalgia. Then you’re living the past. Sementara yang hari ini sudah hilang. Then you are not achieve anything .
Share:

Tuesday, June 28, 2022

Feel Blessed Met Popor Sapsiree

Tulisan ini merupakan lanjutan dari postingan Story of Comeback Stronger.

Ada sebuah keinginan tahun lalu, yaitu menonton turnamen badminton secara langsung di Bali. Namun, apalah daya, waktu itu masih lockdown, dan memang turnamentnya tidak ada penonton dikarenakan masih pandemi. Jadi, nonton virtual saja dan berdoa semoga tahun 2022 bisa menonton langsung.

Tahun 2022, ada informasi bahwa Indonesia Master 2022 dan Indonesia Open 2022 bakal dibuka untuk penonton namun terbatas. Mendengar informasi itu, saya pun senang karena keinginan menonton secara langsung bakal jadi kenyataan. Saya pun tidak mau ketinggalan informasi untuk ini. Setiap hari lihat update informasi mengenai penjualan tiket di Istora Senayan. 

Saya memutuskan untuk membeli tiket Indonesia Master 2022. Saat tiket online dibuka, saya memutuskan untuk beli tiket quarterfinal dulu, nanti saja beli on the spot untuk semifinal dan final, jadi lihat situasi. Biasanya, Popor Sapsiree dan Hendra Setiawan lolos ke babak ini. 

Membeli tiket seperti melakukan rebutan kelas pas kuliah dulu, karena siapa cepat dia dapat. Dan akhirnya saya bersyukur dapat tiket quarterfinal. Saya pun mengajukan cuti untuk menonton idola saya. Lalu, pesan tiket pesawat, dan booking hotel di dekat GBK supaya bisa jalan kaki ke Istora Senayan.

Beberapa hari sebelumnya berangkat, perasaan saya agak beda. Ada sesuatu hal yang ganjal, tapi tidak tahu apa. 

H-1 quarterfinal, saat itu, saya nonton sambil istirahat siang. Ternyata Popor kalah, Hendra Setiawan juga kalah. HHHHMMMM. Walaupun begitu, saya tetap pergi. Siapa tahu bisa bertemu langsung idola, Kalau kata Haruki Murakami dalam Novel Norwegian Wood, aku ingin bertemu denganmu dan berbicara panjang. Tidak ketemu tidak apa-apa, mau ngerasain euforia EA EA EA. Nothing to lose saja.

Hari keberangkatan pun tiba, saya terbang menuju Jakarta dengan sakit perut. Sampai di hotel saya mules dan kemudian menghubungi teman saya untuk menemani makan dan mencari obat.

Tak disangka, saya bertemu Popor!!!

POPOR !!!!! 

Kemudian dengan gaya sok cool, tapi senang sekali dalam hati, saya menyapa dan minta izin untuk foto bareng. Dan rasanya, saya pun tak bisa mengungapkannya. Tak bisa ditulis lewat kata-kata. 

Esoknya saya bertemu lagi di lift dan mengobrol sebentar. Nah, singkat cerita Popor kembali ke lantai kamar saya untuk mengambil suatu barang. Namun, barangnya belum sampai. Dan akhirnya dia menunggu sambil ngobrol-ngobrol. 

"Ngobrol, dikasih gift sama idola, foto dan video rasanya aku bakalan gak tidur semalaman" tapi ternyata tidur juga hahahha.


Sampai sekarang, saya pun tidak bisa mengungkapkan bagaimana rasanya bertemu dan berbicara dengan idola saya yang satu ini. 

Amazing June 2022. One of my dream come true. Met my favorite badminton player after so many years of being a big fan since I was little and feel blessed to have talked to her.

She is really humble person and really kind. Unfortunately, I haven't been able to watch her in the final. It’s okay, I will watch you in another game.

Always support you no matter what. You’ll never walk alone. GO FIGHT WIN!

Let’s pick up a more shining sun, Champ!

See you next year and see you in PARIS 2024😉

Share:

Tuesday, October 26, 2021

Mindset of Being A Writer From Raditya Dika

Kemarin saya mendengarkan podcast Raditya Dika tentang menjadi seorang penulis. Raditya Dika adalah salah satu idola saya dalam hal menulis. Ketika saya masih SMP, saya SD, saya membaca blognya http://kambingjantan.com dan ketika saya SMA, saya menonton filmnya Kambing Jantan. Sebagai introverted introvert ketika itu, saya memang lebih suka menyampaikan sesuatu hal melalui tulisan atau chatting. Saya pun membuat blog di tahun 2009 dan sampai sekarang masih suka menulis. Mungkin bisa dibilang, karena menulis saya bisa bekerja di perusahaan sekarang, walaupun saya tidak pernah sekolah komunikasi atau pun kursus menulis.

Okay, we are back to his podcast. Menurut Raditya Dika, menulis itu adalah bahan baku dari banyak sekali hal yang bisa kita lakukan. Jika kita ingin menjadi Youtuber, akan lebih  mudah ide-ide konten tersebut ditulis. Dalam film pun, skenario juga harus ditulis. Jadi bisa dibilang menulis itu adalah fondasi utama dari karya kreatif.

Menulis itu bukan untuk kita keliatan keren.

Menulis itu bukan untuk kita kaya.

Menulis itu bukan untuk kita terkenal.

Celakanya, semakin kita berharap soal uangnya, maka semakin kita jauh dari uang. Kita akan menbak-nebak bagaimana menjadi laku, bagaimana cara bikinnya menjadi laku. Menebak-nebak selera pasar itu berbahaya. Ia menyarankan agar seseorang yang ingin menjadi penulis untuk menghindari pretensi itu, ingin kaya dan ingin terkenal.

Menulislah karena kamu punya kegelisahan yang ingin kamu sampaikan. Pada dasarnya, menulis itu adalah salah satu cara kita mengungkapkan sesuatu di hati kita yang ingin orang lain dengarkan. Misalnya, tulislah sebuah argument, orang lain sering melewatkan itu. 

Kenapa penting sekali untuk membuat argument? Karena dengan adanya argument, kita peduli dengan naskahnya. Karena juga tak sabar melihat orang lain memahami argumentasi kita.

Berbicara soal mood. Banyak yang mengatakan bahwa menulis mengikuti mood. Itu salah. Mood itu harus dijemput. Ide itu juga bukan untuk kita menanti kapan wangsit tiba, tapi sama dengan mood, ide itu juga harus dijemput.

Caranya dengann memikirkan tentang kejujuran yang pengen disampaikan dalam sebuah argument. Bagaimana mengembangkannya, bagaimana membuatnya menjadi menarik. Jadi, jangan menunggu mood. 

Kesimpulannya:

1. Menulis itu bukan buat kaya dan terkenal, tapi menyampaikan argumentasi untuk orang lain tahu

2. Jangan menunggu mood dan ide, karena semua itu harus dicari dan dijemput

3. Harus banyak baca dan mengkonsumsi cerita di sekitar, tapi dengan pendekatan intelektual. Tapi harus dibedah alur ceritanya. Kenapa gue mau tonton filmnya, apa argumennya, kenapa karakternya menarik, kenapa mau menonton sampai habis. Karena cara terbaik belajar menulis adalah dengan mempelajari tulisan orang lain seperti buku dan film. 

So, ada banyak cara dan jalan untuk kita belajar selama kita mau. 

Share:

Tuesday, March 26, 2019

Kenapa Jadi Kutu Loncat ?


Saya bisa dikatakan sebagai kutu loncat. Pekerjaan pertama saya adalah jurnalis di Tribun Pekanbaru. Saya menggeluti pekerjaan ini hanya 1 tahun 3 bulan. Kemudian saya lopat ke PT RAPP sebagai Public Relation. Saya bekerja di sini sudah 3 tahun.

Mengapa saya pindah?

Bukan money orientied. Oke, jujur saja sebagai jurnalis gaji saya dengan saat ini berbeda, kalau gaji lebih besar dari sebelumnya itu bonus. Saya berpikir jika saya lebih memilih untuk pindah, saya jadi lebih banyak tahu mengenai situasi pekerjaan, peraturan, bahkan di lingkungan kerja.

Saya ingat ada salah satu pejabat yang ada di Pemerintahan Pekanbaru, ketika saya menjadi wartawan, dia sangat manis kepada saya. Ketika bertemu kembali dengan saya sebagai karyawan di RAPP, dia hanya datar dan tidak seperti biasanya. Silahkan menilai sendiri.

Saya berpikir untuk pindah karena ingin menilai dan mengembangkan kemampuan yang saya miliki.

Sudah 3 tahun, apakah saya ingin pindah?
Jujur saja, 60:40. Ketika ada kesempatan yang baik datang, saya akan pikirkan kembali. Ada kesempatan untuk lebih banyak belajar, saya akan pikirkan matang-matang.

Namun, ada teman saya, yang dalam kurun waktu 1 tahun, dia sudah bekerja di 3 perusahaan. Simak videonya diatas ya

Share:

Wednesday, June 20, 2018

The World Doesn't Care About You

Kalimat yang menakutkan "Tidak ada yang peduli denganku". Seperti yang dikatakan David Foster Wallace, “Kamu akan berhenti mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kamu ketika kamu menyadari betapa jarangnya mereka melakukannya,".

Semua yang kita lakukan, suatu hari akan terlupakan. Akan menjadikan kita seolah-olah tidak pernah ada, meskipun kita melakukannya. Tidak akan ada yang peduli. Sama seperti sekarang, hampir tidak ada yang peduli apa yang sebenarnya kita katakan atau lakukan dengan hidup kita sendiri.

Ini sebenarnya sangat bagus. Ini berarti kita bisa lolos dengan 'a lot of stupid shit' dan orang-orang akan lupa. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak menjadi orang kita kita inginkan.
The pain of un-inhibiting yourself will be fleeting and the reward will last a lifetime.

Share:

Friday, April 21, 2017

Dia juga Kartini

Peralatan operasional yang sangat dibutuhkan di bidang perindustrian dalam kegiatan pengangkutan, pengangkatan serta pemindahan barang berkapasitas besar yang biasa disebut forklift, biasanya dioperasikan oleh seorang pria.
Namun, jika dikendarai oleh seorang perempuan, tentu tidak biasa. Kendaraan itulah yang dikendarai oleh Lita Syafriana (22). Bukan tanpa alasan ia memilih untuk mengendarai kendaraan yang harusnya dikendarai oleh laki-laki. Ia memilih bekerja sebagai pengemudi forklift demi membantu perekonomian keluarganya.
Anak kedua dari lima orang bersaudara ini menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya wafat. Bersama kakaknya yang bekerja sebagai penjaga kebun, Lita membantu ibunya untuk membiayai dua orang adiknya yang masih bersekolah.
"Saya harus membantu ibu saya untuk menghidupi keluarga ini. Saya bersyukur mendapatkan peluang dan kesempatan dari PT RAPP (PT Riau Andalan Pulp and Paper). Meski saya perempuan, mereka percaya saya bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan laki-laki," ujar Lita.
Sebelum bekerja sebagai pengemudi forklift, Lita pernah bekerja di salah satu klinik di Pangkalan Kerinci. Selain itu, ia juga pernah menjadi SPG di salah satu pusat perbelanjaan di kota Seiya Sekata ini. Setelah itu, ia mencoba melamar ke PT Riau Duta Berlian, salah satu mitra Community Development (CD) RAPP. Ia pun harus bersaing dengan 52 orang yang juga melamar sebagai pengemudi forklift ini. Ia terpilih bersama 11 rekan lainnya untuk menjadi pengemudi kendaraan pengangkut kertas tersebut.
“Mau bagaimana lagi, Siap tak siap harus siap. Mau tidak mau saya harus siap karena saya butuh pekerjaan. Tawaran kerja di sini (PT RAPP-red) gajinya lebih tinggi daripada sebelumnya jadi SPG dulu. Awalnya saya sempat bingung, tapi setelah saya diterima, saya pun diberikan pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan hingga saya bisa mengoperasikan forklift dan sekarang saya mendapatkan sertifikasi dari Disnaker sekaligus memiliki Surat Izin Operasi,” ujarnya.
Rasa cemas pun sempat menghantui pikiran Lita, ia khawatir tidak mampu menjadi profesi ini. Bahkan, awalnya ia sempat mengalami kecelakaan kecil saat bertugas. Namun, berkat pelatihan yang diberikan, ia kini sudah mahir mengendarai kendaraan besar tersebut, sudah tak ada rasa takut dan cemas yang terlihat saat Lita mengendarai Forklift.
Diakui Lita, ia senang denagn pekerjaan sebagai pengendara Forklift ini. Terlebih lagi bisa bergabung dengan perusahaan sebesar PT RAPP, merupakan sebuah hal yang membanggakan bagi warga Pangkalan Kerinci dan sekitarnya. Forklift yang mampu mengangkat beban hingga ribuan kilogram itu pada kenyataannya tidak semudah mengendarai mobil pada umumnya. Pusat gerakan kendaraan beroda tiga itu berada di ban belakang.
“Jadi kalau bawa forklift itu seperti bawa mobil jalan mundur. Tak semua orang yang mengendarai mobil bisa bawa forklift. Rasa bangga ada jadi perempuan diantara laki-laki. Tak menyangka bisa diterima, karena karyawan yang dipilih bawa forklift yang memiliki kaki sampai ke rem,” ungkapnya.
Sementara itu, Shift Superintendent RAPP, Nofriadi, mengemukakan RAPP telah memberdayakan pekerja lokal perempuan untuk mengendarai forklift sejak tahun 2004. Dia mengemukakan perempuan merupakan pekerja yang lebih halus dan lebih hati-hati dalam bekerja. Hal ini menjadi landasan perusahaan untuk mempercayakan produknya pada perempuan.
“Perempuan itukan sifat dasarnya lebih halus dan lebih hati-hati. Jadi produk kita pun akan lebih terjaga,” ucapnya.

Share:

Friday, February 12, 2016

Cita-citaku

12.49.
Sabda Rindunya Glenn Fredly tengah bergema di dalam kamar berwarna biru saya yang tak terlalu besar. Sesekali saya bersin-bersin karena jarang menyapu atau bisa dibilang jarang membersihkan kamar. Sesekali saya juga menarik cairan yang tak begitu banyak mengalir dalam lubang hidung saya yang besarnya tak seberapa.

Saya dari tadi berpikir, kok saya lelah, kok saya lesu, kok rasanya ada yang kurang. Ternyata saya belum makan malam. Pikiran saya memang dari pagi hingga malam tidak fokus, kusut. Makanya, saya mencoba mengurainya lewat tulisan blog saya.

Salah satu doa saya dikabulkan Tuhan "Untuk dapat yang lebih baik". Alhamdulillah. Jujur, saya senang sekali sekaligus deg -degan. Ah, nanti saya menceritakannya.

Kalau flashback, ketika saya masih kecil, katakanlah waktu SD, cita-cita saya banyak. Entah itu dokter, bahkan sampai astronaut.

Melaju sedikit masa SMP, saya lagi gila-gilanya dengan komputer dan internet. Dulu saya pikir, jadi operator warnet itu seru, bisa main internet setiap hari. Tapi tidak bisa karena saya harus melakukan ritual les, sekolah, latihan, dan menunggu jemputan atau menunggu angkutan umum.

Zaman SMA, saya tiba-tiba tidak ingin menjadi apa-apa, hanya sekolah, les, main basket, main internet, main game. Sibuk-sibuk mau lulus SMA, barulah saya berpikir jadi apa. Geolog atau engineer. Tapi saya lulus di jurusan sosiologi.

Saya masih ingat dengan jelas, ketika saya mendaftar untuk Yukdicium eh yudisium dan wis udah eh wisuda di Februari 2014, formulirnya terdapat isian cita-cita. Tanpa pikir panjang, saya menulis WARTAWAN, karena saat itu ada koran  didekat saya. Karena sore itu hari terakhir pendaftaran untuk wisuda.

Dan 10 bulan kemudian, apa yang salah tulis, ternyata menjadi nyata. Sekarang saya menjadi seorang wartawan. Wartawan di Tribun Pekanbaru.

Tapi, sekarang cita-cita saya ingin tidur 9 jam atau jam 9.
Share:

Tuesday, January 12, 2016

Murakami ke 67

from google

"..... tak pandai memahami segala sesuatu tanpa menulisnya" ucap Toru Watanabe dalam Buku Norwegian Wood karya Haruki Murakami.

Norwegian Wood adalah buku  favorit bagi saya untuk dibaca secara perlahan. Karena di sana ada sebuah perenungan. Setiap orang yang membacanya mungkin merasakan hal-hal yang berbeda. Tenang-tenang menghanyutkan dan akhirnya mengharukan. Walaupun akhirnya tidak jelas, Murakami menggambarkan tokoh-tokoh dalam cerita yang membuat saya jatuh cinta, Toru Watanabe dan Nagasawa, kecuali perilaku buruk mereka . hehehe.

Saya tidak ingin mengulas cerita dalam novel itu. Hari ini si penulis Haruki Murakami berulang tahun yang ke 67 tahun, tepat di 12 Januari 2016 . 

Saya suka cara ia menulis cerita dalam novel-novelnya, walaupun belum semua novel yang saya baca. Ia menulis setiap detail yang ada disekitar tokoh, baik deskripsi tokoh dan apa yang ada disekeliling tokoh, bahkan sampai bertele-tele saking detilnya, but i like him. Setiap membacanya saya menjadi berimajinasi tentang kejadian tersebut, kecuali hal- hal dewasa yang belum bisa saya bayangkan sekarang.

Dari wawancaranya di The Paris ReviewMurakami adalah orang  yang ingin lepas dari Peraturan di negerinya sendiri, Jepang. Sebab, menurutnya Jepang mempunyai peraturan yang mengikat dan kaku. Mungkin karena ini ia tidak terlalu dekat dengan penulis-penulis Jepang. Saya mulai sok tahu. hahaha

Dari website-nya, ia menyadari kalau dia bisa menulis ketika menonton pertandingan baseball antara Yakult Swallows and the Hiroshima Carp, tahun 1978. Kemudian ia lansung menulis di rumahnya. ia baru mulai menulis ketika usianya 29 tahun.

Karya Murakami saya baca sekarang adalah !Q84 jilid 3. Masih lama sepertinya saya menyelesaikannya.

Saya juga baru mendownload PDF Kafka on The Shore. Masih banyak cicilan padahal baca yang lain udah download yang lain.

お誕生日おめでとうございます !

Share:

Saturday, December 26, 2015

Tujuan Mariadi Madiah Untuk Revolusi Mental

Mariadi Madiah, pemuda asal Deli Serdang ini telah berkeliling Indonesia dari Sabang Sampai Merauke sejak 15 Februari 2015 lalu. Tujuannya mengelilingi Indonesia dengan sepeda untuk mengkampanyekan Revolusi Mental. Ia sempat bercerita pengalamannya kepada saya saat sampai di Pekanbaru setelah dari Jambi.

Cuaca Pekanbaru yang terik tak mengurangi semangat bersepeda Mardiah. Saat saya temui di Rumbai Futsal, tempat ia bersama pesepeda di Pekanbaru berisitirahat, ia bercerita telah mengelilingi Pekanbaru.. Mantan atlet lari ini mengatakan jalanan di Pekanbaru cukup bagus dan sudah ada jalur sepeda. 

"Sambutan para pesepeda di sini luar biasa. Saya sampainya Selasa malam lalu, lansung di sambut dengan gembira sama pesepeda Pekanbaru yang dulu sempat bertemu di Malaysia saat mereka mengelilingi ASEAN. Luar Biasa," katanya.

Saat itu ia masih berpakaian lengkap pesepeda, seperti baju bersepeda, sarung tangan, kacamata sport dan sepatu olahraga. ia menceritakan, sejak 15 Februari 2015 lalu iia telah mulai berkeliling Indonesia. Mulai dari Sabang , kemudian melewati pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tengga, Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan. Tujuannya sederhana, ingin mengkampanyekan Revolusi Mental. Revolusi hidup sehat dan mengurangi polusi.

Diakuinya ia ingin mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan bersepeda dan juga mengajak mengurangi polusi asap. Lewat hobi bersepeda inilah cara yang ia pilih.

"Karena kita punya cara yang berbeda. Dengan apapun kita bisa kampanyekan hidup sehat dan membantu mengurangi polusi. Karena saya hobi bersepeda, lewat cara inilah saya berkampanye," ucapnya.

Perjalanan yang ia lakukan tidaklah mudah. Selama berbulan-bulan lamanya, ia banyak menghadapi rintangan pada setiap perjalanannya. Bahkan, saat mendaki gunung Bromo, ia harus berhadapan dengan suhu sekitar 5 derajat celcius.

"Rintangannya banyak. Pecah ban di jalan misalnya. Tapi, Alhamdulillah saya telah mempersiapkan semuanya, seperti sediakan ban serap dan pompa. Tapi saya pernah sempat khawatir saat mendaki gunung Bromo dengan sepeda saya. Waktu itu, saya harus berkemah sebelum mendaki gunung, sendirian. Suhu di sana mencapai 5 derajat celcius. Saya khawatir terjadi apa-apa. Di sana dingin sekali. Saya akhirnya memilih untuk merebus air pakai kompor portabel saya untuk menghangatkan diri sambil berdoa untuk keselamatan saya. Alhamdulillah saya tidak apa-apa. Dari segi menginap pun, di beberapa kota saya harus menginap di Polsek, demi alasan keselamatan," katanya.

Tidak hanya itu, ia sempat merasakan gempa Sorong yang berkekuatan 6.8 skala richter sehari setelah Idul Adha. Saat itu, ia menginap di rumah kepala Bea Cukai di sana. Saat gempa terjadi, ia bahkan hampir saja tidak dapat keluar dari rumah tersebut.

"Saat gempa mati lampu, saya coba keluar, kuncinya patah, saya usaha terus mencongker kuncinya, Alhamdulillah saya bisa keluar," ucapnya.

Dari perjalanan yang ia lakukan hampir satu tahun ini, ia banyak belajar tentang Indonesia. Ia mengakui jika warga negara Indonesia ramah dan baik. 

"Budaya di setiap daerah berbeda-beda. Yang paling mengesankan itu, di Papua. Mereka sangat kental dengan adat istiadat mereka. Mereka punya salam tersendiri, orang baru harus menarik jari tangan warga setempat. Caranya, menjepit satu buah jari warga setempat," katanya.

Ia berharap, dengan cara yang ia lakukan, banyak warga yang terinspirasi untuk hidup sehat dan mengurangi polusi. Sebab, hidup sehat tersebut harus dilakukan dari sekarang agar terhindar dari berbagai penyakit.

"Saat ini polusi udara sangat banyak. Hampir sebagian warga Indonesia menggunakan sepeda motor. Demi menjaga bumi kita, kita harus mengurangi polusi tersebut dengan cara bersepeda," katanya.

Share:

Monday, September 21, 2015

Kita Hanya Sebatas Layar dan Jaringan

Aku sedang tidur telentang sambil memakai masker. Ya, masker. Sudah lama sekali aku tidak memakai masker. Saat ini masker membuat wajahku seperti di lem. Lupakan masker.

Aku sedang ingin untuk menyelesaikan pekerjaanku. Menulis sebuah tulisan tentang cafe yang menurutku sangat keren, Board Game Lounge. Di dalam sana, para pengunjung bisa menjadi manusia seutuhnya. Di dalam sana diajarkan menjadi manusia tanpa gadget dan bermain game bersama. Kemudian menghamburkan tawa. Konsep yang menarik. Seperti menemukan kebersamaan dan kebahagian.

Aku teringat saat ini kita adalah manusia-manusia digital, tentu kita memiliki kecemasan-kecemasan digital. Saat ini kita semua, sebagai warga dunia cemas saat kita ketinggalan handphone, atau sang pacar tidak membalas pesan kita. Itu hanya contoh saja. 

Teknologi telah memonopoli kehidupan kita. Itu tidak salah, menurutku. Saat ini banyak diantara kita, tidak harus bekerja dengan adanya tempat, adanya benda fisik, seperti manusia, meja atau kursi dan kamu (?). Namun, sekarang kita bisa bekerja dengan layar dan jaringan. Dengan hanya mengirim email, pekerjaan kita bisa selesai tanpa harus pergi ke tempat yang mewajibkan kita untuk hadir secara fisik.

Aku pun teringat perkataan Baudrillard yang aku paksakan pemikirannya masuk dalam skripsiku. Kira-kira ia berkata seperti ini "saat ini tidak ada ruang dan tempat, yang ada hanyalah layar dan jaringan,".
Tak salah, yang salah hanyalah sudut pandang kita.
Share:

Wednesday, February 4, 2015

Seperti Kata Gilang Ayunda

Kegiatan saya belakangan ini seperti musim yang ekstrim, setiap harinya, terkadang di siang hujan dan sore panas atau sebaliknya.
Tahun 2013, saya sedidit banyak berbincang- bincang dengan salah satu anchor metro tv Gilang Ayunda. Ia mengatakan seperti apa yang saya tuliskan di paragraf pertama saya. Waktu itu ada acara metrotv goes to campus.

"Jadi reporter itu kita bisa rasain musim ekstrim dalam satu hari,"

Memang terkadang saat liputan bertemu dengan orang-orang yang tidak bisa saya bayangkan.
Awalnya saya anggap mudah,tetapi ternyata susah, kirain berjalan lancar, eh rupanya ribet. Tetapi saya selalu berdoa semoga selalu dilancarkan oleh Yang Punya Hidup.

Seperti hari ini, saya meliput tentang pesepeda dari Malaysia. Saat ditugaskan, saya agak kesal karena saya sudah selesai liputan hari ini. Tetapi saat saya bertemu dengan Pak Acid dan Pak Johari warga Malaysia dan disambut dengan hangat kekesalan saga hilang. Ditemani orang pribumi Pak Tasman, saya merasa menikmati liputan saya hari ini.

Besok saya belum bisa membayangkan apa yang akan liput, tetapi saya berharap lancar dan bikin berita ontime.

Share:

Friday, August 23, 2013

Tanoto Scholars Gathering 2013

Jadi ceritanya gue baru balik dari Tanoto Scholars Gathering 2013 di Ciburial, Puncak.






Tanoto Foundation adalah Yayasan yang memiliki fokus perhatian pada permasalahan kemiskinan di Indonesia, fokusnya pada bidang pendidikan, pemberdayaan, peningkatan kualitas hidup. Untuk lebih jelasnya, silahkan di kepoin websitenya di www.tanotofoundation.org/ 

Semenjak KKN bulan lalu, waktu gue emang lagi banyak kepake untuk KKN. Jadi, pas gue diajakin pergi Gathering @elysadrael dan @andreassjulio, apalagi ditraktir sama Tanoto Foundation, gue seneng banget. Seperti biasa, kalau lagi pergi sama Tanoto Foundation semangatnya pasti mau mengeksplor hal2 lain yang "tidak lazim". Hahaha.

Pertama2, agar gue nyaman disana, gue cari tahu dimana tempatnya, ternyata di D'jungle, trus gue tanyain sama penanggung jawab di kampus gue, kak Jay, kamar mandinya gimana, pertanyaan yang sama sewaktu gue mau KKN, soalnya biar nyaman dalam menyelesaikan "urusan".hahahahha. 

Gathering tahun ini seru banget, selain ketemu lagi sama yang ikut gathering tahun lalu, trus refreshing otak akibat KKN di desa, hehehhehehehhehehehhehe. Games-nya seru-seru, tetapi gue berhenti di tengah karena otot gue bermasalah lagi, gue gak ikut beberapa games karena takut robek lagi. Karena seru, sampai lupa diri kalau ada batasan gerakan kaki gue. Dan kebetulan juga gue phobia ketinggian buat ikut games yang tingginya bisa mencapai 7 meter, mungkin gue pipis di atas sana kalau ikutan, kan gak kayak gue kelihatan di luar, hehehhe.


Team 7 !!! Fight And Win !!!
Hari ketiga, lebih seru, penuh tantangan, susah buat di tulisin. Yang jelas, gamesnya punya makna kalau sesuatu yang dikerjain bersama-sama dengan penuh semangat, pekerjaan yang berat akan terasa ringan jika dikerjakan bersama-sama. Hasilnya bakal sesuai dengan apa yang diharapkan, ibarat NIAT + USAHA + DOA = HASIL.
Demi Banner, sekali lagi Demi banner

Trus Malemnya ada Pandji Pragiwaksono.

@Pandji memotivasi kalau kita itu harus menciptakan perubahan, bukan penuntut perubahan. Memang tidak mudah, tidak bisa lansung mengubah Indonesia, banyak hal yang kita lakukan untuk mengubah, mulai dari diri sendiri aja dulu. Memulai mengubah itu bisa menjadi sesuatu yang berat, apalagi mengubah Indonesia. Karena itu dibutuhkan keberanian.

Malamnya acara api unggun, merenungkan apa yan udah dilakuin selama 3 hari bareng-bareng kelompok. Di kelompok gue sendiri penuh haru. Mengharukan. Pelepasan balon, trus dilanjutin sama acara...... tetep makan-makan dibarengi sama akustikan.

Banyak belajar sih dari acara gathering ini, kebersamaan, kepercayaan, belajar tentang ego, tentang hidup, pokoknya banyak hal deh. Gathering-nya Tanoto selalu punya cerita tersendiri setiap tahunnya. Ini tahun kedua gue ikutan dan punya keseruan yang berbeda. 


don't give up without a fight

That was a fun trip!:D
Share:

Wednesday, July 10, 2013

Kukerta (PART I)

Udah lama banget gak ngeblog, serasa jadi blogger murtad, udah pada bersarang laba-laba blog gue. Gue sedang berada di sebuah desa yang gak seberapa jauh dari kota tapi lumayan buat gue ngutuk-ngutuk karena jaringan internet disini lelet, walaupun udah pake provider mahal.

Oke, gue udah 10 hari KUKERTA alias kuliah kerja nyantai, nyantai banget, bisa main pes, nonton dvd, ngerumpi sama temen sekelompok. Dan hal yang bakal buat miris di bulan ini adalah gue ulang tahun yang ke 20, suram abis sepertinya, jauh dari hiruk pikuk kejutan, kado, ucapan, dan segala hal yang mengikuti ketika gue ulang tahun, gue bisa prediksikan itu.

Baru aja 10 hari disini gue  sebenernya belum bisa betah, ya gimana, baru pertama kali jauh dari rumah, kakak, abah, abang, dan segalanya yang biasanya hadir disetiap hari-hari gue. Disini kami berdua belas, lima cowok, 7 cewek. Sebelumnya belum pernah saling kenal kecuali @ainagisty temen SMP gue, @n_partawijaya alias nico, temen sekampus yang sering menampakkan diri sejak semester 6 kemaren, selebihnya belum pernah ketemu dan kenal.
Ini penampakan mereka yang terpilih untuk Kukerta di Koto Pangean 2013.
@n_partawijaya, obsesinya jadi artis papan surfing
 
@jumatrisusanto_, jangan mau tertipu sama mukanya
@ainagisty, hobinya nelpon, ini temen sekamar
 
susi, orang medan, banyak yang minta pijit sama susi
 
@poweramadhani, suka ketawa diakhir kalimat,dia juga temen sekamar
 
andika, dicurigai orang masa lalu, baca smsnya susah
 
suhen, pemuda setempat
 
putri, anak rumah sebelah

rahmi, selalu minta duit

sisi, pemudi setempat


hehehhe...hehehe..hehhe


sebenernya ada satu lagi tapi gak ada fotonya sama gue, namanya obi, kelakuannya, yaaaaaa, *menghela napas.

Ah udahlah, gue banyak belajar banget disini. Dan disini gue kembali percaya sama yang namanya " kita tidak bisa menilai seseorang sebelum kita melihat yang sebenarnya"  atau bahasa pepatah dari negara sono "don't judge the books it's by cover".  Memang, ketika kita bertemu dengan orang, orang akan menanggapi kelakuan kita sesuai dengan simbolisasi yang kita bangun, apa yang kita pakai dan lingkungan kita berada adalah sesuatu hal yang memberitahukan orang lain tentang siapa diri kita, walaupun hanya sementara. Tetapi, kita jangan selalu fokus pada pertemuan pertama aja, kita harus tahu gimana "backstage" orang. Kita jangan sampai menelan bulat-bulat apa yang dikatakan oleh orang lain, kita harus lihat sendiri karena itu bisa membuat penilaian tersendiri untuk kita.

Jadi, jangan percaya dulu apa kata orang.

Selamat Puasa.


Share:

Monday, June 10, 2013

Cinteraksionisme Simbolik



Tak terasa sudah tiga tahun saya kuliah. Banyak sekali yang telah sayalalui, salah satunya ketertarikan saya dengan ilmu sosiologi. Awal-awal semester dulu, saya memang tidak pernah mempunyai ketertarikan sama sekali dengan yang namanya sosiologi. Bahkan, saya hanya tertarik dengan ilmu yang menurut saya apa-apa mesti diukur. Ilmunya kira-kira seluas jagad raya, itu guru saya yang bidang. Saya mulai tertarik ilmu yang dinamai oleh Auguste Comte ini sejak semester tiga, semester yang sosiologi "banget". Saat itu saya belajar Teori Sosiologi Klasik, saya tertarik dengan pikiran Karl Marx waktu itu. Sehingga sampai sekarang masih terjebak sama yang namanya dunia klasik, suka lagu lawas, model rambut yang lawas (itu teman saya, si @eriskarena yang bilang), sampai motor (emang dari dulu). Ternyata banyak hal yang bisa dikaji dari sosiologi, apa itu kehidupan, bahkan masalah cinta pun bisa di kaji dari segi sosiologis. Sudah dianalisis secara gila oleh saya sendiri pada postingan saya beberapa bulan lalu.

Masih berbicara cinta, sekarang saya mengajak untuk mencintai skripsi. Skripsi adalah tugas masterpiece yang kamu kerjakan saat kamu kuliah. Saya sekarang sudah mulai sedikit-sedikit membuat skripsi saya, mulai dari bimbingan sama budos pembimbing yang ternyata baik. Karena, menururt saya ketika di kelas, cara beliau mengajar yang tegas dan dengan suara bergema ke seluruh kelas, sepertiguru-guru saya yang waktu SD yang killer, hehehe maafkan mahasiswamu,Ibu. Apa memang dalam hal mengajar perlu teori dramaturgi ? entahlah, hanya beliau yang tahu. Tapi saya berharap beliau membimbing gue kejalan yang lulus. (ini sudah pasti atuh).
 
 kucari kamu
dalam setiap malam
dalam bayang masa suram
ku cari kamu
dalam setiap langkah
dalam ragu yang membisu
aku cari kamu
dalam setiap ruang
seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
aku cari kamu
disetiap malam yang panjang
aku cari kamu
ku temui kau tiada

Lagu diatas merupakan lagu dari Payung Teduh yang berjudul ku cari kamu. Ini bentuk Cinteraksionisme Simbolik saya denganskripsi saya. Karena, setiap hari mencari saya makna apa yang akan saya teliti dengan mereka para metalhead

Tapi kalau dipikir-pikir hidup juga adalah sebuah jalan mencari makna-makna dari semua apa yang terjadi dikehidupan, apa sih yang kita cari di hidup ini ? (haaapaaalaaaah)

Selamat UAS !!!! UAS padalah sama pengawas killer.
Share:

Sunday, October 7, 2012

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) .

Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA. Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara. 

PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau terinspirasi dari lagu God Bless, Panggung sandiwara. Beliau tidak bukan dan tidak lain adalah Erving Goffman. Teori Dramaturgi. Hidup atau dunia ini panggung sandiwara, katanya. Ada Frontstage dan backstage. Nah, Pdkt ini bagian dari Frontage. Pada dasarnya kebanyakan dari PDKT itu adalah Usaha membangun kesan terhadap si objek PDKT-an. Kalau membangun kesannya sedemikian rupawan, nah bisa pacaran. Terima Kasih Erving Goffman.

Pacaran, bisa dikaitkan dengan  Teori Fungsional si Mbah Talcot Parsons yang terkenal dengan AGIL. Adaptasi, Goal , Integration dan Laten..(ahhaha tulisannya campur-campur Inggris -Indonesia) BODO AMAT ! ) Harusnya dengan memahami teori ini, hubungan itu harmonis, kenapa ? analisis saya :
  1. Adaptasi . Orang berpacaran itu harusnya mampu menyesuaikan diri mereka satu sama lain agar mereka bisa mempertahankan hubungannya. Saling menyesuaikan sih, jangan saling menyalahkan, semua punya kekurangan dan kelebihan.
  2. Goal alias tujuan.  Dua sedjoli ini harus mampu menentukan tujuan mereka hubungan mereka . Jadi tidak ada lagi armada "mau dibawa kemana". Dengan itu berkuranglah generasi galau di dunia ini.
  3. Integrasi . Mereka harus mengatur komponen-komponen yang namanya "rasa cinta,rasa sayang dan segala rasalah" supaya berfungsi secara maksimal, tak berlebihan.
  4. Laten . Nah, ini penting banget. Dalam dunia berpacaran, Gak semua berjalan mulus, nah disini fungsi laten bermain perannya. Mereka harus memelihara pola-pola hubungan mereka, mereka harus memperbaiki, memperbarui, dan mempertahankan hubungan mereka.
Nah, ini yang paling laknat, jomblo. Mereka galau, ngegombal ga jelas. Yang di galauin ga jelas, yang di gombalin juga ga jelas. Tapi tenang aja, Opung Marx alias Karl Marx jauh jauh abad lalu udah nemuin solusi buat para jomblo ini. Biar gak ditindas alias diejekin sama yang "already taken". Menurut Marx, Jomblo itu sebenarnya dalam "kesadaran palsu" mereka ga nyadar mereka itu pantas punya pasangan, dicintai, mencintai dan mereka harus keluar dari "kesadaran palsu" itu. Bagaimana caranya ? ya revolusi, Revolusi Hati, Alias Move on abis. Biasanya jomblo kan masih dalam bayang-bayang "Mantan".

Jadi milih yang mana ? hanya sibuk dengan PDKT, PACARAN,JOMBLO? atau yang paling ngetren sekarang LDR alias Lotiah dek rindu (*bahasa minang), ehhh bukan Long distance Relationship (pacaran jarak jauh) atau yang islami, LDT alias Long Distance Ta'arufan ? Tinggal milih sik.

Sekian dulu analisis bego-begoan saya. Cuma ngeshare doang. Sampai jumpa di Analisis cinta berikutnya . Dadaaaaahhhhh.
Share:

Wednesday, July 18, 2012

Cerita di Bulan Juli

Hai.. *sambil bersihin sarang laba-laba di blog yang udah hampir sebulan gak diurusin
Udah lama banget gak nulis di blog gue ini dengan tenang,seperti pada saat ini,hampir tengah malam.Di hiasi suara teriakan dari lapangan futsal sebelah dan suara batu domino dari warung depan.
Bulan Juli ini penuh dengan cerita manis,gak akan pernah terlupakan buat gue.Salah satunya pergi ke Tanoto Foundation Gathering 2012 di Padalarang Bandung dan ketemu teman-teman dari UI,UGM,USU,ITB,IPB,UNJA,dan ATPK Bandung.Masuk Ke kandang TNI,tempat latian marinir gitu,namanya Pusat Pendidikan Infanteri Padalarang,Bandung yang katanya Presiden SBY pernah di latih disini.Disana seruuu banget,bagian yang gak serunya yaitu harus semuanya serba diatur,dari makan harus kena ceramah sama Pak Parno (dan ternyata Pak Parno itu melankolis banget),sholat dan sebagainya.Makan aja pernah dikasih waktu 5 menit,Sholat 10 menit.Yang serunya bisa outbond,main angklung,sama fireworking.HAHAHA.Semoga tahun depan gue bisa ketemu kalian lagi TF gathering 2012 yaaaaaa.aminnn
ini sewaktu main angklung,dapet nada EXCELLENCE
sebenarnya takut ketinggian
gak apa2 deh juara 2,yg penting kompak dan gak pernah jatuh
ini sesi curhat malam hari kelompok 6
ini bersama Ariana Anak Farmasi USU
Gue,Ghozali (UI),Kang Miko (IPB)
abang...(UI),Langit (UI),Ghozali (UI),Ariana (USU)
kelompok 6 lagi
;;;
nihhhhh
Nah,itu beberapa foto kemarin.
Di gathering itu gue dapet banyak inspirasi,terutama kelompok 6 dan 1.Banyak banget dapat pelajaran,kisah yang inspiratif diantara mereka semua,Tanoto Sekuler yang biasa kami sebut bersama Pak Supriyanto.Begitu indah dan menyenangkan.
Ini cerita singkatku,bagaimana ceritamu ? *bukan iklan

***
nah.
14 Juli Kemarin gue berulang Tahun yang ke....

Seneng banget dapet banyak doa dari teman-teman sekalian,tapi ada 1 doa yang sampai sekarang gue gak ngerti "semoga semakin ganteng" rata-rata doain gue yang kayak gitu.-____-.
Tapi sekarang gue pengen lebih dewasa,lebih tinggi,lebih sehat,pokoke di beri yang apa yang terbaik gue butuhin.Aminnn

Terima Kasih kadonya ya 
makasih @vadellaa @ra_fer @putriiprincess @fanykusumaa @raniharani @rhpera reni,@nanadra @fetrolatte dan semuanyaaaaaa

Ini aja deh dulu ya :)
Share: