Friday, March 17, 2023

Pindah yang Diluar Prediksi BMKG

Hampir satu bulan saya pindah ke kamar baru. Ruanganya tidak terlalu besar, cukup untuk sendiri dan barang-barang saya (sebenarnya tidak, karena ada 6 kardus dikirim ke rumah, karena barangnya tidak digunakan). FYI, perusahaan tempat saya bekerja memang menyediakan fasilitas seperti mess untuk karyawannya. Sangat nyaman, karena semuanya ada dan gratis. Awalnya saya hanya membawa 1 koper baju hehehe.

Kamar sebelumnya sangat nyaman, sharing dengan roommate, luas dan wifinya nyampe. Jika dibandingkan dengan kamar saya sekarang, kamar single, tidak terlalu luas, wifinya tidak nyampe (Sekarang jadi fakir wifi), beberapa minggu ini saya bangunnya telat tidak seperti biasanya, tapi saya cukup happy di sini, lebih berasa me time, overthinking, bermain musik, mungkin ada rencana saya akan bikin konten.

Sebenarnya, udah lama pengen pindah ke kamar single, cuma saya selalu overthinking:
  1. "Apakah nanti barang-barang saya muat?"
  2. "Apakah saya akan nyaman nantinya di kamar baru?"
  3. "Apakah nanti roomate saya tersinggung ketika saya pindah kamar, padahal kan tidak ada konflik?"
Pertanyaan-pertanyaan itu ternyata terlalu lama dipikiran saya, keraguan-keraguan dari pertanyaan itu tidak membuat pindah-pindah, padahal ingin. Yup, memang, saya penuh dengan pertimbangan. 

Kemudian tibalah e-mail dari Housing HRD saya yang berisi relokasi kamar. Saya tanpa basa-basi langsung dengan senang membalas email dengan "Kapan saya bisa pindah?" tanpa pikir panjang. 

Saya memberitahu roomate jika saya ingin pindah. Dan ternyata diluar prediksi BMKG, roomate saya fine-fine saja (mungkin dalam hati, akhirnya aku sendiriaaaan, hahah candaaa). Point nomor 3 hanya ada di dalam pikiran.

Saat packing pun saya dilanda demam dan flu berat, tapi tetap semangat karena akan pindah ke kamar yang baru. Satu per satu barang-barang dimasukkan ke dalam kotak, menemukan-menemukan barang sentimetal di masa lalu. Terutama tiket bioskop, sampe saya menghitung sudah berapa kali kita nonton film, tiket-tiket nonton IBL, hal-hal kecil tersebut banyak menyimpan kenangan dan kadang, saya simpan walau sudah tak lagi bersamanya. Halaaah

Proses pindah ini cukup melelahkan raga, saya akhirnya tahu, saya punya apa saja di kamar. Terlalu banyak, dan memutuskan untuk mensortir apa yang saya butuhkan saja karena di kamar baru space nya amat sangat terbatas, mungkin 2x lebih kecil dari kamar saya sebelumnya. 

Pindahan dibantu oleh 3 orang yang sangat mau direpotin, sobat olahraga, roomate dan kepala divisi transportasi di kantor, alias driver kantor. Dan akhirnya setelah 3 hari, bisa tidur di kamar baru. 

Ternyata tidak seburuk apa yang saya pikirkan. Nyaman-nyaman saja. Pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tidak terbukti. 

Jadi, kalau dipikir-pikir, saya pindah hanya butuh suasana baru, lebih privasi dan pertanyaan-pertanyaan apa yang ada dikepala sudah ada jawabannya.

Saya jadi belajar banyak hal dalam hal perpindahan ini:
  1. Pertanyaan yang belum ada jawabannya terkadang ditemukan ketika mencobanya
  2. Jangan kebanyakan pertimbangan, kelamaan, jadinya gak kemana-mana
  3. Saya jadi banyak melakukan hal yang bermanfaat, menulis, bermain musik, dan hal-hal positif lainnya.
Semoga vibes ini masih terus berlanjut sampi saya menjadi manusia setengah salmon ya. hehehe

*menarik juga dibikin dokumenter tentang perpindahan ya. Nantilah kalau kamarnya udah jadi kayak di pinterest-pinterest


Share:

Sunday, March 12, 2023

Lihat, Dengar, Rasakan

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan kabar yang kurang baik. Kali ini saya reaksinya sedikit berbeda dari biasanya. Saya berhasil mengelola emosi saya dengan baik yang biasanya saya langsung terpapar energi negative. Tetapi kali, reaksi saya lebih baik daripada sebelumnya.

Saya jadi sadar, semua ini adalah hasil dari belajar mengenai aksi dan reaksi, ceramah-ceramah kehidupan, baca buku self improvement

Secara tidak langsung, saya menerapkan apa yang saya lihat, dengar, rasakan (waduh, kayak lagu Sheila on 7 ya). Jika mendengarkan sebuah berita atau informasi, pilihan itu ada di diri saya sendiri dalam memilih, apa mau baik, apa mau buruk. Selalu ada sisi siang, ada sisi malam. Ada sis baik, ada sisi buruk. ada hitam, ada putih. Ada tinggi, ada pendek. Ada bagus, ada jelek. Ada orang kerap hanya melihat sisi buram, ada yang selalu melihat sisi optimis.

Ya benar, Dunia memang tak adil. Bahkan, sehebat-hebatnya pencipta lagu, pasti kalah tenar dibanding penciptanya.

Dari kabar itu saya juga sadar, bahwa siapa yang bener-bener cuma butuh kita untuk mencapai suatu tujuan tertentu, mana yang bener-bener mempersiapkan kita di masa depan. Ya memang, Tuhan memang menciptakan manusia tidak serupa. 

Apakah ini bikin saya down? tidak. Sekarang saya hanya butuh stimulus yang berbeda. Go go power ranger!






Share:

Wednesday, January 18, 2023

Cara Selesaikan Masalah Dalam Hidup

Kita pernah merasakan diri kita hancur berkeping-keping, pernah merasa kosong, pernah kehilangan arah, pernah patah hati. Namun, hidup harus terus berjalan dan terkadang membawa kita lebih jauh tanpa sadar.

Biasanya, I go into survival mode and Safe Mode with limited capability and access. Untuk itu, saya menyelami diri sendiri - introspeksi dan menganalisis diri.

Saya menulis keresahan tersebut. Menulis point demi point. Secara spesifik. Kemudian menuliskan solusinya. Kadang-kadang saya bahkan tidak menemukan jawabannya. 

Tak jarang, saya juga memikirkan hal-hal yang membuat saya senang. Pandji Pragiwaksono pernah bilang kalau kita bisa ngelewatin masalah-masalah hidup  yang berat karena ternyata masalah hidup kita akan selesai pada akhirnya, walaupun tidak dengan cara yang kita inginkan. Kita semua punya masalah hidup yang berbeda- beda, berat atau tidaknya juga berbeda-beda bagi setiap orang, tapi tugas kita itu cuma satu, BERTAHAN.

Begitulah caranya.

Share:

Wednesday, November 30, 2022

Aktivasi Daya Hidup

Tulisan ini adalah rangkuman dari obrolan seorang terapis dan untuk teman-teman yang dalam kondisi yang tidak baik.

Aku tahu kebiasaan buruk,
Aku tahu aku tak disiplin, malas.
Namun andai aku tahu yang harus ku lakukan.
Apa misiku dalam hidup, aku akan bekerja dengan penuh semangat.
Namun, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan.

Dari sanalah depresi datang. Itu akan terjadi pada kita dan semua orang yang tak memiliki arah hidup.
Atau tak tahu melakukan apa. Seorang terapis memberikan solusi dengan memperbaiki daya hidup.

Satu-satunya cara menemukan apa yang harus kita lakukan, siapa kita, adalah dengan mengaktifkan daya hidup
Sebab hanya daya hiduplah bagian diri kita yang sebenarnya mampu memandu kita saat kita merasa tersesat.

Daya hidup itu ada 3 level.
Level paling bawah adalah hubungan kita dengan tubuh kita. Kita harus membuat tubuh kita lebih bugar. Hal kaslik adalah dengan berolahraga, menjalani pola makan yang benar dan tidur yang baik.

Level berikutnya adalah membangun hubungan kita dengan orang lain. Saat orang mengalami depresi, mereka mulai menarik diri dari kehidupan. Ia butuh seseorang untuk menariknya untuk keluarga dari masa tersebut. Mencoba berbagai dan bercerita dengan dia.

Level yang paling tinggi adalah hubungan dengan diri sendiri. Cara terbaik mengatakannya cobalah berhubungan dengan alam bawah sadara sebab tak ada yang tahu isi bawah sadar mereka kecuali mereka mengaktivasikannya. Dan satu triknya adalah menulis. Menulis itu ajaib.
Menulis bisa mengembangkan hubungan kita dengan diri sendiri.

Menulis ini seperti cermin, merefleksikan apa yang ada dalam alam bawah sadar kita. Dan menulis dalam bentuk diari mengeluarkan apa yang tak kita ketahui sebelumnya.

Yuk semangat yuk.
Pelan-pelan keluar dari "black cloud"
Share:

Sunday, November 20, 2022

Vindest Jalan Keluar Kecemasan Finansial

Beberapa bulan belakang, otak saya penuh dengan bagaimana menambah income. hahahah.

Kekhawatiran akan masa depan finansial berseliweran di kepala. Melihat tabungan yang ternyata tidak sebanyak saat pandemi membuat saya sering gusar. Padahal tidak membeli apa-apa. Kok bisa ya.

rasanya menabung tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Meskipun, tidak ada kebutuhan tambahan, tidak ada hutang, ya paling menyenangkan kakak dan keponakan sesekali.

SSaya pikir dan kemudian cari-cari info ternyata saat harga BBM naik, semua komoditi juga naik. Ya apa boleh buat, dunia memang seperti itu. Mungkin inilah yang membuat saya gusar. Ditambah, tanpa sengaja mengkonsumsi content yang menceritakan tentang ketakutan akan finansial. Gak nyari juga, tapi nongol aja gitu. Thx you lho algorithma.

Kegusaran itu berada di otak saya sampai tidak membuat tenang. Kemudian, saya mencari jalan keluar dengan menonton hal-hal yang lucu dan tidak terlalu berat. 

Saya menonton video-video Vindest yang belum saya tonton.





Mereka berdua ini telah saya tonton sejak masih kanak-kanak sampai sekarang. Menurut saya mereka icon antimainstream. Gak melulu mengikuti trend, tapi bekerja dengan niat dan bisa melihat pasar. Gabungan antara passion, niat dan marketing yang oke. Bisa dilihat dari #TibaTibaTenis minggu lalu yang riabuan orang nonton di youtube dan penuh di Istora Senayan.

Acara gak menyuguhi sensasi, tapi pure hiburan dan dihiasi dengan informasi. Keren.

Pengen banyak nulis tentang ini tapi sudah jam 10 malam. Saya harus landing di kasur karena sedang memperbaiki jam tidur yang kian hari tak menentu.

Share:

Tuesday, October 4, 2022

Merenung Dalam Keheningan di Wisata Bono

Sekarang saya sedang berada di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, tempat ditemukannya gelombang Bono karena ada sebuah pekerjaan. Di tempat ini saya banyak merenung. Merenungkan banyak hal. Merenung bukan tanpa sebab, tapi karena tidak ada yang mesti saya lakukan, listrik mati, sinyal hilang. Mati gaya. Saya menulis ini ditemani cahaya hp dan hening sekali.

Sebelum listrik mati, saya melihat video TikTok kakak saya, saya baru menyadari bahwa saya sudah banyak kemajuan, sudah bisa merantau, hidup mandiri. Tidak menyangka saya sudah berubah banyak sejauh perjalanana diusia 20an. Proud of myself. Kedua almarhum orang tua saya pasti bangga, sudah banyak hal-hal yang dulu sulit saya lakukan, saat ini bisa, bahkan sudah bisa diandalkan oleh keluarga. Semoga pencapaian-pencapain lebih juga mengikuti.

Baru satu, ternyata setelah dipikir-pikir saya bisa melewati masa-masa ‘sulit’ dengan cukup baik. Ya walaupun suliiiiiit sekali. Melewati hal-hal yang tidak pernah saya rasakan. Emosi terendah dan terlalu banyak negativity dalam diri saya.

Awalnya saya cerita dengan teman dekat, sedikit lega tapi tanpa sadar bahwa kalau dipikir-pikir itu menyebabkan toxic buat mereka. Kemudian saya memilih diam dan menampung toxic itu dalam diri sendiri dan pada akhirnya menjadi orang yang gak sensitif, gak bisa ngerasain perasaan orang atau bisa dibilang kurang empati. Ini mungkin karena saya gak bisa ngerasain perasaan sendiri kali ya.

Saya mulai belajar mengenali emosi (tapi ini susah banget sampai sekarang) dan saya juga masih belajar. 

Kalau emosi negatif sudah muncul, saya biasanya menulis terlebih dahulu, apa sih yang bikin saya kesal, sedih, cemas, overthinking? Lalu dari situ saya bisa mencari penyebabnya dan mencari solusinya.

Kadang cara ini masih belum cukup juga sih buat saya.

Lalu apa yang saya lakukan?

Berolahraga. Mulai tahun lalu saya bermain badminton. Olahraga membantu meredakan emosi negatif, jadi emergi positif saya sedikit fokus sama yang lebih berguna. Sampai badminton menjadi olahraga rutin saya saat ini.

Tapi masih saja emosi negatif itu kadang-kadang muncul. 

Saya coba lagi meditasi. Yup. Setiap pikiran runyam, overthinking, anxiety muncul, saya mencoba berusaha untuk menjernihkan pikiran agar berpikir dengan baik. Biasanya meditasi sebelum tidur hingga akhirnya saya ketiduran hahaha, tapi ini worth it.

Kadang saya juga latihan napas. Karena ini yang paling dasar dalam meditasi. Cuma beberapa menit saja bisa.

Apa saya sudah merasakan lebih baik?

Belum. Sampai saat ini kondisi emosi masih up and down. Tapi setidaknya saya menyadari kondisi saya dan mencoba mencari solusi dan mencoba untuk menerima.

“Hidup masih baik-baik saja, dan hidup masih bisa ditertawakan. Bertahan sebentar lagi yak. Sehari, sebulan, dan selanjutnya ya”.

Saat blog ini terpublish, saat itu saya mendapatkan sinyal internet.
Share:

Sunday, September 25, 2022

I LOVE MONDAY AND ALONG THE WEEK

Besok sudah Senin lagi, kerja lagi. Padahal tidak jarang Sabtu-Minggu juga kerja. Tapi, entah kenapa feel hari Senin itu beda . Hari ini pun saya mencoba untuk mencari formula agar tidak malas menyambut Senin. Saya bangun siang, saya makan enak, saya baca buku, baca berita Xi Jinping dikudeta, konser Westlife, keributan akibat gula di Es Teh Indonesia dan meditasi untuk mengatasi overthinking dan kecemasan.

Jadi gimana? Sedikit okelah rasanya. Hehehe

Kemudian saya berpikir, kenapa sih orang banyak membenci hari Senin? Apa karena hukum Newton 3? Semua benda akan bergerak jika mendapakatkan gaya gesek. Jadi semua usaha yang baru dimulai akan lebih berat, semua yang berhenti lalu mulai lagi juga akan lebih berat.

Benar juga ya. Senin-Jumat bekerja terus tanpa ada istirahat, terus weekend istirahat, eh Seninnya mulai lagi.

Jadi gimana dong mengurangi efek I Hate Monday ini?
Sepengalaman saya, walaupun seringkali memikirkan hari Senin yang berat, saya berpikir apa nih, seminggu ini kerjaannya? mau ngapain nih seminggu ini? Weekend ini mau kemana. Jadi saya berusaha untuk menetapkan tujuannya apa. 

Semoga terus istiqomah dengan jalan ini walaupun sulit.

Mengutip IG The Woke Salary Man, STAY WOKE, SALARYMAN!


Senyuman menyambut hari Senin




Share: