Monday, January 27, 2020
Sunday, November 17, 2019
Slamat Datang di Starbuck !
Saya bisa duduk berjam-jam, dimana aaja. Melihat orang berjalan, lalu lalang.
Kenapa sih mereka ke mall? Apa yang dicari?habisin duit aja.
Padahal saya juga habisin duit minum starbuck.
Kenapa pacaran harus di mall?gandengan?
Karena gak ada tempat lain.
Apa sih yang mereka cari?
Mencari hiburan untuk kesehatan djiwa.
Slamat datang di Starbuck 😃
Saya bisa mikir apapun ditempat ini.
Kadang mikir apa yang mau dibuat ke depan, apa yang sudah saya kerjakan, bagaimana saya harus menghadapi sesuatu.
Setelah meneguk habis green tea latte hangat kesukaan saya, saya mikir.
Ke sini cuma untuk melihat, mikir, dan merenung????
Tuesday, October 22, 2019
Tips Mudah Tidur
Selamat Tidur.
Friday, July 26, 2019
PUASA SOCIAL MEDIA
---------
Saya jadi ingat waktu saya belajar sosiologi dulu, di zaman yang secanggih ini, seperti yang dikatakan Anthony Giddens, tak ada waktu dan ruang yang istimewa, ruang semakin lama semakin tidak dipakai, maksudnya dalam orang berhubungan dengan orang yang berjauhan jarak fisik.
Media sosial saat ini lebih banyak digunakan sebagai alat pencitraan diri oleh banyak orang, mereka berdramaturgi, begitu dikatakan oleh Erving Goffman. Membangun citra diri sebaik mungkin dan di share di akun miliknya sendiri dan atau menggunakan buzzer.
Kita semakin pasif, semakin tidak bisa membedakan antara yang nyata atau hanya sekedar tontonan. Kita kehilangan substansi pertemuan yang sesungguhnya, kualitas melebihi kuantitas. Mungkin di masa depan pertemuan di dunia nyata adalah hal yang langka, mungkin.
Ah, tapi saya tidak suka berdrama, apalagi berdramaturgi.
Tuesday, July 23, 2019
Brexit dan Kembali ke Awal
'Berikankan ku alasan untuk tetap bersamamu, setelah lelah berharap'
'Berjarak dengan waktu, semoga mendewasakan arti rasa satu itu'.
Beberapa hari ke depan, lagu ini akan terus saya dengarkan di telinga.
hehehehehe
Tuesday, May 7, 2019
Only Time Will Heal
Bulan Ramadan ini adalah tahun ketiga saya tidak bersama orang tua. Sedih? Pasti.
Semua mendadak berubah.
Sejak mereka meninggal, saya lebih hati-hati meniti hidup. Mengapa begitu?
Karena saya merasa kehilangan perisai terpenting. Doa orang tua. Bagi anak, doa orang tua lebih kuat 70 kali dari doanya sendiri.
Tiba-tiba ingat kalimat ini
'Dan apabila tertutup mata Ibu kamu, maka hilanglah salah satu keberkatan di sisi Allah, yaitu doa seorang Ibu.
Tapi...
Saya merasa harus bisa jadi 'sesuatu'. Sebut saja Bruce Wayne, Tony Stark, Peter Parker. Mereka bisa jadi sesuatu tanpa doa orang tua. Walaupun itu fiksi sih.
Eh tapi..
Ada juga yang nyata, Nabi Muhammad.
Paling tidak hidup saya tidak lagi di"subsidi" oleh abang dan kakak saya.
Ketika Abah dan Ibu meninggal, saya perlu waktu lama untuk mencernanya. Saya terbiasa pelan-pelan melumat perasaan. Only time will heal.
Ramadan, yuk kita mulai.
Sunday, August 19, 2018
Meracau Dini Hari
Sunday, December 24, 2017
Racauan Akhir Tahun
Thursday, January 12, 2017
Stress ! Go Out !

![]() |
Maia gak pake y tapi pake i |
Friday, February 12, 2016
Cita-citaku

Sabda Rindunya Glenn Fredly tengah bergema di dalam kamar berwarna biru saya yang tak terlalu besar. Sesekali saya bersin-bersin karena jarang menyapu atau bisa dibilang jarang membersihkan kamar. Sesekali saya juga menarik cairan yang tak begitu banyak mengalir dalam lubang hidung saya yang besarnya tak seberapa.
Saya masih ingat dengan jelas, ketika saya mendaftar untuk Yukdicium eh yudisium dan wis udah eh wisuda di Februari 2014, formulirnya terdapat isian cita-cita. Tanpa pikir panjang, saya menulis WARTAWAN, karena saat itu ada koran didekat saya. Karena sore itu hari terakhir pendaftaran untuk wisuda.
Tuesday, December 29, 2015
Kenangan dengan McDonalds
Salah satu Restoran Cepat saji yang dulunya sangat saya gandrungi makanannya kini kembali hadir di Pekanbaru. Mc Donalds (Mekdi). Ada sebuah fenomena menarik saat restoran ini dibuka pada bulan Desember 2015 ini. Baru saja dibuka, restoran ini sangat banyak dikujungi oleh warga Pekanbaru, yang memang kerap jika ada sebuah restoran baru, warga kota madani nan bertuah ini lansung menyerbu tempat tersebut. Sebab, diduga takut ketinggalan atau bisa juga budaya konsumtif mulai merasuki jiwa warga Pekanbaru, tidak terkecuali saya.
Setiap ada sesuatu yang baru, mereka lansung menyerbu bahkan rela mengantri ber jam-jam untuk mendapatkan makanan yang baru.
Apa Pekanbaru kurang tempat hiburan? Setiap hal yang baru seperti objek wisata, kuliner.
Terlepas dari itu. Saya selalu berdoa makanan fast food ini hadir di kota saya. Walaupun hingga sekarang saya belum makan di sana, hanya makan untuk bawa pulang alias dibungkus. Rasanya sih sama dengan ayam-ayam lainnya. Tidak ada yang berbeda, bagi saya.
Terakhir, Mekdi ini hadir ketika saya masih SMP, antara tahun 2004 atau 2005. Hampir disetiap Sabtu setelah pulang sekolah, saya mampir ke Mekdi bersama teman atau Abah dan Mama saya.
Ayam Mekdi ini juga sampai dibawa ke rumah kakak saya yang saat itu masih tinggal di Perawang. Bahkan, Almarhum Mama saya kalau mau ke Perawang, pasti bawa Mekdi untuk cucunya saat itu. Ingat Mekdi ingat Mama saya, Mama saya waktu itu hanya bisa pergi ke Mekdi karena tidak perlu harus masuk ke dalam tempat perbelanjaan, di tengah kota dan dekat dengan SMP saya dulu di SMPN 13 Pekanbaru. Saya masih ingat beliau memesan empat potong ayam, bagian paha atas plus kentang goreng ukuran jumbo. Saya masih ingat. Ayam itu dimasukkan ke dalam wadah dan ditutup rapat-rapat sehingga ayamnya tidak peyot ketika sampai di Perawang. Sampai di rumah kakak saya, saya dan ponakan saya lansung melahap dengan nikmat.
Dan sekarang saya Mekdi hadir kembali di Kota saya. Saya sampai sekarang belum membelinya secara lansung, duduk dan menikmatinya, dipastikan saya ke sana dengan suasana yang berbeda dan dengan orang yang berbeda pula.
6 Januari mendatang, tepat 9 tahun jiwa Mama saya pergi dari raganya.
Saturday, December 19, 2015
Pacar dan Pasangan
Saya pun tidak dapat membayangkanya.
Monday, December 14, 2015
Sing For You
하지 못한 고백을
혹은 고집스레 삼킨 이야기를
노래 하나 만든 척
지금 말하려 해요
그냥 들어요 I’ll sing for you
사랑한다 말 안 해
어색해 자존심 허락 안 해
오늘은 용기 내서 나 말할 테지만
무심히 들어요 I’ll sing for you
내게 얼마나 큰 의미인 걸까
하고픈 말 놓쳐버린 말
고백할 테지만 그냥 들어요
I’ll sing for you sing for you
그냥 한번 듣고 웃어요
내겐 그대 밖에 없는데
가끔은 남보다 못한 나
머리칼을 부비고
안기고 싶은 건데 말이죠
내게 얼마나 큰 의미인 걸까
돌아서며 후회했던 말
사과할 테지만 그냥 들어요
I’ll sing for you sing for you
아무렇지 않은 척해요
신께서 주신 내 선물
오늘이 지나면
난 또 어색해 할지도
하지만 오늘은 꼭 말하고 싶어
그러니 들어요
내게 얼마나 큰 의미인 걸까
하고픈 말 놓쳐버린 말
고백할 테지만 좀 어색하지만
그냥 들어요
I’ll sing for you sing for you
그냥 들어요 I’ll sing for you
Selain lagu ini, juga ada lagu Lightsaber yang merupakan kolaborasi dengan film Starwars.
Sunday, November 22, 2015
Menonton Televisi
Thursday, July 30, 2015
Lima Jam Saja
Thursday, July 9, 2015
Bertemu Voldemort
Aduh. Sulit menuliskan apa yang saat ini saya pikirkan. Saat ini saya merasa begitu tertekan. Belakangan saya sering marah, marah dalam hati tepatnya.
Hal yang kecil saja, lansung perasaan fire fire lansung muncul. Misalnya dibangunkan sahur dengan mata di senter, makanan saya diambil abang, di ceramahi karena tidur lambat atau diprotes karena sahur tak cuci muka. Saat itu perasaan saya lansung kesal dan marah. Mungkin perut saya isinya bara api yang sangat membara.
Sekarang Lampu kamar masih menyala. Sambil berpikir, sekarang saya begitu malas, begitu bosan, merasa frustasi. Apa saya kurang dekat dengan Tuhan?
Saat ini seperti melalui ujian yang lebih sulit dari ujian trigonometri. Seperti melalui banyak tikungan tajam. Di sana banyak paku berserakan, dan saya tak bisa menghindar. Saya seperti bertemu voldemort yang menakutkan itu, tapi saya belum pernah bertemu si kepala botak yang pesek itu. (?)
Saya berpikir bagaimana cara melewati jalan tersebut. Bagaimana hal-hal yang buruk bisa dilalui dengan baik oleh saya tanpa harus berpikir dalam.
Setiap hari saya tidur larut, kadang susah tidur. Berpikir bagaimana melakukan hari esok, bagaimana melakukan itu, bagaimana mengefisienkan waktu.
Biasanya kalau seperti ini saya pergi berjalan sendirian, makan sendirian atau duduk di suatu tempat sendirian, kemudian berpikir ringan atau saya berbicara dengan teman dekat saya tanpa dibatasi waktu yang larut. Tapi sekarang itu sulit untuk dilakukan, tubuh saya lebih memilih kasur. Memeluk guling dengan khusyuk sambil mengotak-atik si ASU..S ini.
Sekarang saya ingin ke pantai, mendengarkan suara ombak, minum air kelapa. Atau saya duduk di kereta sambil mendengarkan forget Jakartanya Adhitia Sofyan dari Jakarta menuju ke Bandung seperti dua tahun lalu. Saya selalu ingat hal itu. MEMBAHAGIAKAN.
BUTUH PENIPUAN DIRI.
Sunday, June 7, 2015
Ngomongin Kasur
Apa yang mau saya tulis disini,ya ? Saya bingung. Tiba-tiba pengen buka blog yang isinya gak jelas. Kadang senang, kadang sedih, kadang galau, kadang jatuh cinta. Entahlah. Mulai sedikit membaca, kurang kosakata, padahal kadang ke pustaka, tapi cuma nulis berita, tak ke lantai dua. Ah, sudahlah.
-~~~~
Saat ini tidur bagi saya adalah sebuah kenikmatan Tuhan yang tak dapat didustakan. Setiap hari saya rindu akan pembaringan dirumah. Memeluk guling dengan khusyuk diiringi lagu mellow di kamar gelap. Ah, mantap.
Saya susah bangun pagi. Saya selalu kalah dengan kasur. Alarm hp sudah berbunyi kemudian saya matikan, saya atur waktunya lagi sekitar setengah jam lagi. Setengah jam kemudian berbunyi lagi dan saya matikan lagi, saya atur lagi 15 menit. Setiap hari seperti itu (seperti itu : tiba-tiba ingat stiker Syahrini di Line).
Sekarang saya kepikiran tentang ruang privat. Jadi ingat Jean Baudrillard kalau bahas-bahas ruang privat. Tak banyak yang bisa disembunyikan, termasuk perasaan. Sebagai manusia, setiap orang saat ini kerap menyampaikan perasaannya atau apa yang ia alami ke media sosial. Termasuk saya, sejak blog ini saya buat waktu SMA dulu. Curahan hati yang tak bisa dibendung lagi.
Mau curhat aja sekarang lewat lagu di path. Seolah-olah hidup kita saat ini diketahui orang banyak, kita dimana, sedang apa, melakukan apa, dunia tahu. Ini menakutkan. Saya terbayang film-film detektif. Tiba-tiba ada nomer yang tak dikenal nelpon, trus nyuruh kita buat ngelakuin sesuati, kalau enggak kita mati atau ngeliat orang lain mati.
Kalau gak pakai medsos, gak up to date, kuno, serasa hidup di zaman klasik. Ketinggalan apa yang sedang mainstream, apa yang sedang hangat diperbincangkan.
Jadi aku kudu piye????
Aduh, kan ngawur gak jelas, mungkin kurang tidur, mari tidur. Semoga bangun dengan bahagia, udah jam 12 lewat.
Sunday, April 12, 2015
Happy Virus
Hari ke 12 di bulan April. Sekarang pukul 11.14 di jam handphone saya. Saya sedang tidak ingin berpikir tentang hal-hal yang berat dan yang tidak membuat saya bahagia.
Saya ingin bercerita tentang sesuatu yang bahagia. Salah satu hal yang membahagiakan di dunia ini adalah jatuh cinta. Kita, sebagai manusia normal memang wajib jatuh cinta, tanpa terkecuali. Walaupun banyak diantara kita yang memilih hidup melajang sepanjang hidupnya, saya yakin mereka juga pernah jatuh cinta, walaupun saya belum bertanya lansung.
Saya sempat berpikir seperti itu. Hidup tanpa pasangan, bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi rupiah, membuka usaha, sukses, setelah itu berkebun atau melakukan perjalan.
Pikiran saya saat itu sempat diprotes oleh teman-teman saya. Tetapi waktu itu, hidup sendirian lebih menarik. Kita tidak diikat oleh yang namanya pernikahan, pacaran atau semacamnya, kita menjadi manusia bebas. Saat itu saya membaca buku dari seorang seoranh filsuf prancis, namanya saya lupa, ia mengaakan bahwa pernikahan adalah penindasan secara halus. Setelah menikah, istri diwajibkan untuk melayani suami, istri harus mendahulukan suami, istri harus selalu meminta izin suami dan semacamnya. Menurut saya ini memang penindasan secara halus, entah mengapa sampai sekarang saya berpikir bahwa itu hal yang tak adil. Seperti lagu yang pernah saya dengar, wanita dijajah pria sejak dulu, sejak dulu wanita dijajah pria...
Sekarang, saya masih berpikir untuk hidup sendirian hingga usia 30 tahun. Saya ingin memuaskan hasrat melajang saya dahulu, baru saya akan memikirkan hal-hal yang menjadi sunnah nabi di agama saya.
Tetapi, sekarang ada hal yang membahagiakan singgah ke hidup saya. Rasanya seperti hal konyol yang saya rasakan. Ah, biarlah virus merah jambu ini terus menerus menggerogoti perasaan saya entah sampai kapan.
Saya mulai melakukan hal bodoh setiap pagi, melihat hp dan kemudian menuliskan berbagai kalimat-kalimat manis, kemudian menghapusnya, menuliskan lagi, menghapus lagi. Ya, saya ingin pesan singkat yang tak seberapa itu dibaca begitu sempurna, berharap yang membacanya tersentuh sandi jiwanya.
Saya hanya berharap semesta mempertemukan kami, disengaja ataupun tidak di sengaja suatu saat nanti. Jika diizinkan, dapat bersinggungan. Amin.
Monday, March 2, 2015
Untuk Sebuah Nama
Saturday, January 17, 2015
Aku Ingin Pulang
Ditengah kegiiatan piket yang membosankan ini, saya hanya ingin mengatakan Aku Ingin Pulang, memeluk guling dengan khusyuk.