Saya sedikit tidak enak badan, flu berat. Dari tadi saya hanya tidur , menonton, tidur, makan, tidur.
Sore ini, ketika saya tidur, saya bemimpi. Di dalam mimpi itu, suasana pemakaman mama depan rumah atau saya memanggil beliau mama mas, karena memang dari kecil saya sering main, makan ,tidur, mandi di sana. Memang, sekarang, pagi-pagi sayup-sayup suaranya masih terdengar.
Anehnya, dalam mimpi saya itu saat jenazah mama mas hendak dimandikan, beliau duduk diatas keranda memakai baju hijau. Saya hanya melihatnya tanpa berkomentar.
Dan ketika akan di sholatkan, ia belum dikafani. Beliau memakai baju pink dan memakai mukena, duduk di kursi roda. Ia bercanda dengan seorang nenek di belakang rumah saya, nek Madiar. Ia duduk si kursi roda mama mas. Sambil bercanda.
Saat itu saya bertanya dalam hati saya, 'kok orang yang sudah meninggal dan dikubur dua hari, masih hidup'.
Saya lansung terbangun. Diam, pikir panjang, lihat pintu belakang rumahnya yang tertutup.
Kemudian, saya ceritakan ini dengan Abah saya. Ia bilang mungkin minta doa. And, i pray you. And my lovely mom.
Kadang saya merasa, kematian adalah topik yang sensitif untuk kita. Sesuatu yang "ada" tapi selalu kita deny keberadaannya.
Living is constant denying for death.
Kita hidup di dunia ini seolah-olah kematian tidak exist. Kita makan, kita bercanda, kita karaoke, kita jatuh cinta. We forget about death. We are too busy with our distraction. But it is there. And when it hits, it hits hard. Saya sudah kehilangan Ibu saya. Itu sekali. Kehilangan tante saya. Itu dua kali. Inil kehilangan terbesar saya. Saat itu saya merasa kehilangan semangat hidup saya.
Badan ini dipinjamkan. Setiap tarikan napas, adalah satu tarikan napas lagi mendekati kematian. Kita harus ngebuat lebih banyak karya, lebih banyak menikmati hidup, lebih banyak mengambil kesempatan. Hidup ini cuman sekali. Akan sangat sayang untuk kita buang begitu aja. I have to enjoy life.
And, mungkin saya suatu hari bakalan mati, tapi saya ingin membuat sesuatu yang tidak bakal mati. Katanya Chuck Palahniuk, "The goal is not to life forever, but to create something that will." Hidup terus. Dengan apa pun.
Dan sewaktu hidup, saya tak mau jadi semacam jiwa yang memenuhi bumi ini,
menyesaki kota ini,
sama-sama makan, minum, berak, bicara. Untuk apa?
Saya mau jadi spesial.
Comments
Post a Comment