Wednesday, June 4, 2014

Menjelang Subuh

Saya menulis ini ketika diluar sedang hujan. Hujan yang tak kunjung reda dari tadi malam hingga menjelang Subuh. Sebelumnya dinodai dengan kebiasaan institusi negara yang mengurus listrik di negeri ini, padamnya listrik ditengah malam yang syahdu. Malam ini diiringi dengan suara hujan yang jatuh dari langit, saya ingin menulis tentang apa yang ada dipikiran saya sekarang, ketika mengingatnya wajah saya tersenyum, maafkan hambamu Tuhan, untuk kali ini.

Dulu aku pernah membenci dia, aku menutup celah diriku agar tak dimasuki oleh dia, aku menutup rapat-rapat selama bertahun-tahun, semua,  tentang dia aku tidak peduli, apapun kata orang, aku tak peduli.

Seorang teman berusaha mengubah sudut pandangku tentang dia,teman itu bercerita semuanya, tentang dia, aku terpaksa mendengarnya karena ingin menghargai temanku, disini aku berpikir jika hidup ini penuh drama, memaksa mimik muka yang diharapkan oleh orang lain, hingga akhirnya, kata-kata benci, tak suka, sekarang berubah, semuanya berubah. aku terasuki oleh cerita temanku yang mengubah penilaianku tentang dia.

aku tersadar, apa yang dulu aku benci, sekarang aku sukai

ada hal baru, sesuatu yang baru, dalam hidupku

sekarang aku “mengkonsumsi” cerita tentang dia, melihat dia, mendengar suara dia, setiap hari, sekarang hari-hariku diisi oleh dia

Saya memang tak pandai berkata-kata manis, berpuisi, menulis indah. Tetapi ada sesuatu hal yang ingin ditulis, begitu otak saya memerintahkan jari-jari saya. Di tengah malam menjelang Subuh yang hujan, Mengutip Sapardi "aku ingin mencintaimu dengan sederhana" .
Share:

0 comments:

Post a Comment