Monday, August 24, 2015

Ketika Menulis Puisi Sapardi

Bulan ini saya sempat menulis penggalan puisi populer karya Sapardi tentang hujan di bulan Juni.
"Tak ada yang lebih tabah dari hujan di bulan Juni, tapi hujan di bulan Agustus juga tak kalah tabah..."
Saat itu saya hanya menulis untuk lucu-lucuan saja. Dan ternyata saat ini saya merasakannya.
Belum sampai seminggu.
Almost everyday, i hear dirty words. Tumbuang, demon, pantek, stupid, etc.The first words ever directed to me, directly, saya masih ingat itu. Seriously, kata-kata itu tak terdengar baik untuk saya yang hidup dengan lurus-lurus saja, biasa-biasa saja.

Semakin lama saya kehilangan semangat, semakin lama semakin malas.
Saya sadar, It's real world.

Saya sadar, saya punya kemampuan yang tak seberapa dalam semua hal. Saya juga sadar sering melakukan kesalahan. Tapi apa yang saya dengar diluar pikiran saya.

Ya, memang. Kalau kata Mario Teguh, Hidup itu tak seperti yang kamu mau, katanya.
Saya sadar tidak semua orang yang saya temui berperilaku dan berkata baik. Tapi saya pikir setiap orang yang sudah bisa dibilang dewasa, saya pikir cukup bisa menjaga lisannya, bisa menggunakan lidahnya pada tempatnya.

Mungkin saya baru pertama kali bertemu dengan manusia yang berperilaku seperti dementor.
Semoga semakin tabah.

Share:

0 comments:

Post a Comment