Skip to main content

Kesal

Kadang hidup selalu dicecoki oleh pertanyaan-pertanyaan dan kata-kata yang menyebalkan yang kadang kita tidak tahu jawabannya.  Mereka yang berada dalam keadaan beruntung, selalu melemparkan pertanyaan yang sama ketika mereka bertemu dengan orang yang kurang beruntung. Entah apa maksudnya, jikalau ia peduli, itu baik, kalau ingin pamer, mungkin perasaan yang bernama kesal dan iri mulai muncul.

Entah mengapa perasaan negatif belakangan ini selalu mengahampiri, saya merasa ada yang salah pada diri sendiri belakangan ini. Mudah sekali merasa kesal dan sedih. Berbeda dengan diri yang dulu, melontarkan kata “peduli amat” setiap pertanyaan yang menyebalkan menghampiri, melontarkan tanpa memikirkannya, tanpa ada rasa beban. Entah mungkin banyak berpikir akan hal-hal akan dilakukan sekarang, menjadi apa di masa depan, cemas akan masa depan. 

Saya teringat akan ucapan kakak saya, “sabar aja, semua itu akan datang, tapi kita tidak tahu kapan, jangan berhenti berusaha, tetap semangat dan jangan lupa banyak ibadah”.

Banyak ibadah. Kegiatan itu sekarang kadang sering saya abaikan, tidak seperti dulu, entah mengapa, saya merasa malas, padahal saya sudah merencakan untuk melakukan ibadah itu, tapi akhirnya saya tidak melakukannya. Makin hari, saya merasa ibadaha saya banyak berkurang.  Mungkin karena ini saya mudah sedih dan kesal.  Mungkin juga karena ini Tuhan juga abai terhadap hal yang saya inginkan.

Menulis ini melegakan saya, pertanyaannya terjawab sudah, setidaknya sedikit.

Comments

Popular posts from this blog

Hari-Hari yang Terasa Kosong Tapi Tetap Jalan

Sudah tiga hari gue ngerasa hampa. Rasanya kosong banget. Kemarin lusa, gue bahkan udah masuk kerja, kerja dengan serius, pengin cepat-cepat pulang, dan rasanya overwhelmed banget. Tapi entah kenapa, walau gue ngerasa kosong begini, gue tetap bangun. Gue tetap kerja. Tetap makan. Dan walau kecil, gue rasa itu butuh sebuah keberanian. Gue gak tahu kenapa. Tapi gue ngerasa kosong banget jadi manusia beberapa hari ini. Setiap kali kayak gini, gue selalu menghela napas panjang, mencoba nulis apa yang gue rasain. Kadang gue tulis kayak cerita, tapi malah bikin gue makin lesu. Gak tahu mau ngapain. Gue cuma pengin baring. Baca cerita-cerita gue yang udah gue tulis. Gue juga lagi gak sedih. Tapi juga gak bahagia. Gue bahkan gak pengen buka media sosial. Gak pengen lihat Instagram, TikTok, atau YouTube. Gue kayak kehilangan arah. Seperti gak punya tujuan. Hidup gue diem, tapi waktu jalan terus. Tadi malam sebelum tidur, gue coba bersih-bersih ka...

Teori Sosiologi Dan Cinta

Saya tak sengaja terdampar kuliah di jurusan ini. Saya sudah melalui empat semester  di sosiologi UR alias Universitas Riau . Jatuh bangun sama IP sudah saya rasakan, banyak tugas yang sudah saya kerjakan (biasa aja sih sebenernya tugasnya, agak di dramatisir aja) sudah 2 orang senior yang jadiin saya responden (nah di bagian ini sebenernya gak suka, begitu bermasalahkah diri saya sehingga harus diteliti,oke, positif aja, mungkin saya unik. hehehe) . Kalau dipikir-pikir (kali ini saya tumben mikir) sosiologi itu mempelajari semuanya loh, bukan hanya agama, perkotaan, pedesaan, kesehatan, lingkungan, hukum, tapi juga hal yang paling absurd di dunia ini yang bernama CINTA . Iya, cinta. Harusnya mahasiswa sosiologi tidak ada yang jomblo karena ada beberapa teori yang mengaitkan tentang ini. Tidak ada yang ngemis-ngemis cinta atau miskin cinta atau bahkan fakir asmara.  PDKT alias PENDEKATAN itu bisa jadi terinspirasi dari teori kakek sosiolog yang mungkin beliau ter...

Mencoba Menemukan Ketenangan di Tengah Riuhnya Kehidupan

Hidup itu seperti berada di atas papan selancar, terkadang ombaknya tenang, terkadang menggulung-gulung seperti monster raksasa. Dan jujur saja, dalam beberapa bulan terakhir, rasanya saya lebih sering terhempas ombak daripada berdiri gagah di atasnya. Cemas? Oh, cemas itu sudah seperti teman lama yang tak diundang datang setiap hari. Mood buruk? Rasanya seperti awan hitam yang terus menempel di kepala, bahkan saat cuaca cerah. Bayangkan saja, saya, yang dulu penuh semangat menjalani hari-hari, tiba-tiba merasa kehilangan minat pada hal-hal yang biasa saya cintai. Olahraga? Sudah seperti cinta lama yang tak berbalas. Buku? Seakan huruf-huruf di dalamnya berubah menjadi semut-semut yang berlarian tanpa arah. Bahkan serial drama Korea yang biasanya menjadi sahabat setia saat malam datang, kini hanya menjadi tontonan latar belakang saat pikiran saya melayang entah ke mana. Hidup saya, meskipun penuh potensi, kadang terasa seperti teka-teki tanpa petunjuk. Saya berusaha sebaik mungkin untu...