Friday, January 31, 2014

Berlalunya Semester Garis Keras

Alhamdulillah, 7 bulan dikurangi 2 bulan karena harus mengikuti KKN, akhirnya proses pengerjaan skripsi selesai juga, tanggal 27 Desember 2013 di setuju oleh pembimbing saya Ibu Hesti Asriwandari dan tanggal 20 Januari 2014 saya ujian skripsi. Memang lama menunggu jadwalnya, karena saya harusmengurus  ini itu di kampus saya, lumayan banyak. 

Skripsi saya berjudul "Komunitas Metal Underground di Pekanbaru" yang saya bahas disana adalah profil komunitasnya dan gaya hidup metalhead. Awalnya bukan itu topik skripsi saya, tetapi pembentukan kelompok sosial, karena menurut pembimbing saya kurang menarik, jadinya di ubah menjadi gaya hidupnya dan profilnya. Perubahan itu dilakukan akhir oktober 2013. Otomatis saya harus mengulang kembali dari pendahuluan dan isinya serta turun kembali kelapangan. Yang paling berat ya turun ke lapangan alias berinteraksi dengan komunitas ini, dari nongkrong bareng sampai nonton konser musik metal.

Setelah diubah, saya kembali mengerjakan skripsi saya, beruntung saya mempunyai pembimbing yang memberikan masukan dan saran untuk skripsi saya. Akhirnya skripsi saya di setuju tanggal 27 Desember 2013. Setelah itu saya mengurus berkas-berkas sarat ujian yang lumayan banyak.

Ujian saya tepat dimana hari banyak orang yang membencinya, yaitu hari senin, 20 Januari 2014 jam 8.30 pagi, sebelum hari itu saya susah tidur. Tetapi sehari sebelum hari H saya masih main di F*n station di dekat rumah saya. hehehe. 20 Januari 2014 tiba, saya deg-degan, takut,khawatir saya tidak lulus, tetapi saya terus berdoa supaya dilancarkan. 

Yang membuat saya tidak tenang pada hari itu karena pembimbing saya dan ketua penguji ujian saya tidak tahu jika saya ujian hari itu. Untungnya beliau-beliau segera hadir walaupun ujian mundur jam 10.30 pagi.

Empat dosen diruangan itu adalah Ibu Hesti Asriwandari (pembimbing), Ibu Indrawati (pernah ngajar sosiologi keluarga dan lembaga sosial), Pak Basri (dosen pendidikan agama dan sosiologi pedesaan dulu) Pak Achmad Hidir (Dosen teori sosiologi).

Saya berusaha sebisa mungkin untuk mengusir ketegangan dan menikmati proses “pembantaian”. Walaupun nyaris tanpa slide karena menghemat waktu, saya grogi, itu yang diucapkan pembimbing saya ketika selesai ujian.

Saya merasa waktu berjalan cepat sekali, dan akhirnya ujian disudahi tanpa di tanya ini-itu oleh pak Hidir, yang biasanya kritis sama skripsi mahasiswa, hanya memaknai suatu kata banyak perbedaan. Mungkin teori Pierre Bourdieu menyelamatkan saya, mungkin.

Akhirnya saya diminta keluar ruangan, sambil menunggu para dosen penguji berunding, berdiskusi. Setelah menunggu agak lama, saya dipanggil masuk.

  bla..blaaa..blaaa..

“Anda dinyatakan..”
 
“… Lulus”

Alhamdulillah… Hati saya bergemuruh saat itu.

Sebenarnya mau foto, tetapi saat itu kamera saya rusak, jadinya tidak ada foto sama sekali ketika saya ujian.

Terimakasih atas doa kalian.

Semoga kelulusan ini berkah.

Perjuangan belum selesai, jadi jangan berhenti mendoakan saya yah!

Kemaren saya baru yudisium, dan tunggu ceritanya yang alot sekali yah hahahahaha

Share:

0 comments:

Post a Comment