Thursday, October 22, 2015

#MELAWANASAP

Sebelum aku mulai mengoceh, izinkan aku untuk membuka ocehan ini dengan

#MelawanAsap

#MelawanAsap

#MELAWANASAP

Hari ini aku bertemu orang baru lagi. Orang Jepang. Dia bersama perwakilan Jepang di Indonesia Kuniyasu dan Reporter namanya Soyama. Reporter Tokyo TV. Tidak bisa bahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia.

Lucu ketika ia memperkenalkan diri kepadaku. Lewat line. Sebelumnya, ia memintaku untuk menggoyang-goyangkan HP ku agar bisa terhubung satu dengan yang lain. Ternyata gagal. Akhirnya ia memberikan id linennya kepadaku sambil menunjukkan idnya dari HPnya. Aku menduga ia susah membaca huruf latin. Aku menuliskan namaku di room chat "i am sari". Kemudian ia membalas "i am Soyama". Sambil menunjukkan Profile Picturenya, ia memberikan isyarat itu anak saya. Lalu, saya menjawab dengan jempol sambil berkata "handsome boy".

Sekarang saya berpikir jika kabut asap ini sudah mendunia. Riau bukan lagi go nasional, tapi sudah go Internasional, akibat kabut asap.

Diluar isu-isu "Indonesia menjadi Tumbal bagi negara maju", Negara kita gagal. Tak bisa mengatasi kabut asap. Sudah beberapa kali saya bertemu reporter asing untuk liputan kabut asap ini. Apalah pemerintah tidak malu?. Aku mulai bosan mengeluh akibat asap.

Aku hanya membayangkan apakah bisa seluruh warga Pekanbaru ini turun ke jalan dan meninggalkan beberapa jam pekerjaannya hanya untuk menyuarakan kita murka. Warga menduduki kantor Gubernur dan menyampaikan orasinya, keluh kesahnya. Aku terbayang peristiwa 1998 lalu yang diputar di televisi-televisi.

Kalau boleh memilih, daripada kejatuhan bom atom, lebih baikturun ke jalan bersama-sama. Menyuarakan aspirasi. Biat kota lita tak ada aktivitas, aktivitas hanya da di jalan, #MELAWANASAP.

Semoga Tuhan Bersama Kita

Share:

0 comments:

Post a Comment