Saturday, September 19, 2015

PENCITRAAN DAN PERSEKONGKOLAN

1.33 PM. Aku hanya menatap layar telepon genggamku. Sesekali menyentuh dan menggeser layarnya. Aku mulai membuka akun media sosialku, melihat-lihat saja tanpa meninggalkan jejak.

Aku sedang bosan, sedang malas. Aku sedikit bosan dengan apa yang dikatakan para perampok itu, mereka yang mencuri uang negara, uang pajak yang kita bayarkan.

Aku juga sedikit kesal dengan wakil rakyat. Itu terjadi ketika mereka tak menyetujui proyek sampah sebesar Rp 53 Miliar. Pasalnya, menurut mereka proyek tersebut tidak lazim dan belum ada uang sebanyak itu digunakan untuk proyek sampah. Lalu, dua minggu kemudian mereka menyetujuinya. Mereka menjilat ucapan mereka sendiri. Aku menduga mereka ini sekongkol. Kita semua tahu, aku juga tahu ada sesuatu dibalik hal tersebut. Kita tak bisa menuduh, kita hanya bisa berburuk sangka, karena lita tal memiliki bukti. Dan Mereka pun tidak transparan. Mereka, Tidak pernah mereka mempublish apapun yang mereka lakukan kecuali foto-foto pencitraan.

Satu lagi, Rabu lalu, Wali Kota Pekanbaru ingin terbang ke Nanning China, kemudian media memberitakannya, dan Firdaus mendapatkan respon negatif.. Dia balik lagi. Alasannya ingin dekat dengan masyarakat. Basi. Bohong. Pencitraan lagi. Mungkin karena mau maju di Pilkada mendatang. Ambil hati rakyat.

Setiap hari saya harus bertanya, mendengar, membaca dan menulis hal-hal yang seperti ini. Mereka semua pandai bersilat lidah dan menjilat lidah. Dari dulu aku memang tak tertarik berurusan dengan pemerintah dan tak ingin mengerti. Karena mereka itu Palsu dan harus dibuang.

Share:

0 comments:

Post a Comment