Monday, May 22, 2023

Jauh Berlayar dari Malaysia ke Sumatera Barat

Dalam sebatas ini, saya telah jauh berlayar, ke Malaysia dan Sumatera Barat, rasa hati ingin terobati. Aku menduga liburan ini dapat membenahi mood yang berkecamuk. Namun, ternyata pikiran kacau masih membelenggu.


Pikiran terjebak, dri merasa tak aman, pikiran-pikiran aneh menguasai dan pikiran negatif pun menyusup ke dalam sudut hati.

Kini, malas menghadirkan instastory, bahkan tak tertarik untuk melihat yang lain. Hanya TikTok, video D.I.Y dan cuplikan film yang saya saksikan. 

Mall tak lagi menarik, malas melangkah ke luar rumah. Saya hanya merunduk di rumah dan netflix jadi teman.

Fase ini tak terasa nyaman, penuh dengan kekesalan dan marah yang bergelayut. 

Kini saya merasa memikul beban berat, energi terkuras tak tersisa. Namun hari-hari saya jalani seperti biasa, hanya pikiran tak berguna yang hinggap di kepala.

Dalam perjalanan ini, ada satu hal lagi yang ingin saya coba. Mengistirahatkan pikiran, menyelesaikan rasa di dalam diri. Biarkanlah pikiran beristirahat, menyepuh damai di dalam hingga segala rasa menemukan puncaknya, tuntas dan berakhir.
Share:

Friday, March 17, 2023

Pindah Kamar Baru: Petualangan Lucu Mencari 'Space' di Antara 6 Kardus dan Fakir Wifi!

Hampir satu bulan saya pindah ke kamar baru. Ruanganya tidak terlalu besar, cukup untuk sendiri dan barang-barang saya (sebenarnya tidak, karena ada 6 kardus dikirim ke rumah, karena barangnya tidak digunakan). FYI, perusahaan tempat saya bekerja memang menyediakan fasilitas seperti mess untuk karyawannya. Sangat nyaman, karena semuanya ada dan gratis. Awalnya saya hanya membawa 1 koper baju hehehe.

Kamar sebelumnya sangat nyaman, sharing dengan roommate, luas dan wifinya nyampe. Jika dibandingkan dengan kamar saya sekarang, kamar single, tidak terlalu luas, wifinya tidak nyampe (Sekarang jadi fakir wifi), beberapa minggu ini saya bangunnya telat tidak seperti biasanya, tapi saya cukup happy di sini, lebih berasa me time, overthinking, bermain musik, mungkin ada rencana saya akan bikin konten.

Sebenarnya, udah lama pengen pindah ke kamar single, cuma saya selalu overthinking:
  1. "Apakah nanti barang-barang saya muat?"
  2. "Apakah saya akan nyaman nantinya di kamar baru?"
  3. "Apakah nanti roomate saya tersinggung ketika saya pindah kamar, padahal kan tidak ada konflik?"
Pertanyaan-pertanyaan itu ternyata terlalu lama dipikiran saya, keraguan-keraguan dari pertanyaan itu tidak membuat pindah-pindah, padahal ingin. Yup, memang, saya penuh dengan pertimbangan. 

Kemudian tibalah e-mail dari Housing HRD saya yang berisi relokasi kamar. Saya tanpa basa-basi langsung dengan senang membalas email dengan "Kapan saya bisa pindah?" tanpa pikir panjang. 

Saya memberitahu roomate jika saya ingin pindah. Dan ternyata diluar prediksi BMKG, roomate saya fine-fine saja (mungkin dalam hati, akhirnya aku sendiriaaaan, hahah candaaa). Point nomor 3 hanya ada di dalam pikiran.

Saat packing pun saya dilanda demam dan flu berat, tapi tetap semangat karena akan pindah ke kamar yang baru. Satu per satu barang-barang dimasukkan ke dalam kotak, menemukan-menemukan barang sentimetal di masa lalu. Terutama tiket bioskop, sampe saya menghitung sudah berapa kali kita nonton film, tiket-tiket nonton IBL, hal-hal kecil tersebut banyak menyimpan kenangan dan kadang, saya simpan walau sudah tak lagi bersamanya. Halaaah

Proses pindah ini cukup melelahkan raga, saya akhirnya tahu, saya punya apa saja di kamar. Terlalu banyak, dan memutuskan untuk mensortir apa yang saya butuhkan saja karena di kamar baru space nya amat sangat terbatas, mungkin 2x lebih kecil dari kamar saya sebelumnya. 

Pindahan dibantu oleh 3 orang yang sangat mau direpotin, sobat olahraga, roomate dan kepala divisi transportasi di kantor, alias driver kantor. Dan akhirnya setelah 3 hari, bisa tidur di kamar baru. 

Ternyata tidak seburuk apa yang saya pikirkan. Nyaman-nyaman saja. Pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tidak terbukti. 

Jadi, kalau dipikir-pikir, saya pindah hanya butuh suasana baru, lebih privasi dan pertanyaan-pertanyaan apa yang ada dikepala sudah ada jawabannya.

Saya jadi belajar banyak hal dalam hal perpindahan ini:
  1. Pertanyaan yang belum ada jawabannya terkadang ditemukan ketika mencobanya
  2. Jangan kebanyakan pertimbangan, kelamaan, jadinya gak kemana-mana
  3. Saya jadi banyak melakukan hal yang bermanfaat, menulis, bermain musik, dan hal-hal positif lainnya.
Semoga vibes ini masih terus berlanjut sampi saya menjadi manusia setengah salmon ya. hehehe

*menarik juga dibikin dokumenter tentang perpindahan ya. Nantilah kalau kamarnya udah jadi kayak di pinterest-pinterest


Share:

Sunday, March 12, 2023

Kelola Emosi dengan Gaya Unik ala Power Ranger!

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan kabar yang kurang baik. Kali ini saya reaksinya sedikit berbeda dari biasanya. Saya berhasil mengelola emosi saya dengan baik yang biasanya saya langsung terpapar energi negative. Tetapi kali, reaksi saya lebih baik daripada sebelumnya.

Saya jadi sadar, semua ini adalah hasil dari belajar mengenai aksi dan reaksi, ceramah-ceramah kehidupan, baca buku self improvement

Secara tidak langsung, saya menerapkan apa yang saya lihat, dengar, rasakan (waduh, kayak lagu Sheila on 7 ya). Jika mendengarkan sebuah berita atau informasi, pilihan itu ada di diri saya sendiri dalam memilih, apa mau baik, apa mau buruk. Selalu ada sisi siang, ada sisi malam. Ada sis baik, ada sisi buruk. ada hitam, ada putih. Ada tinggi, ada pendek. Ada bagus, ada jelek. Ada orang kerap hanya melihat sisi buram, ada yang selalu melihat sisi optimis.

Ya benar, Dunia memang tak adil. Bahkan, sehebat-hebatnya pencipta lagu, pasti kalah tenar dibanding penciptanya.
Hai-hai teman-teman! Siapa nih yang pernah dapet kabar kurang baik? Pasti kita semua pernah mengalaminya. Nah, beberapa hari yang lalu, aku juga mendapat kabar yang bikin sedikit down. Tapi kali ini, reaksiku beda banget dari biasanya, loh! Aku berhasil mengelola emosiku dengan baik, yang biasanya langsung terpapar energi negatif. Hebatnya lagi, reaksiku jauh lebih keren daripada sebelumnya!

Ketika aku memikirkan hal ini, aku jadi sadar satu hal penting, yaitu belajar tentang aksi dan reaksi. Jadi, aku rajin banget dengerin ceramah-ceramah kehidupan dan baca buku-buku self-improvement. Gak nyangka, ternyata tanpa sadar, aku udah menerapkan apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan. (Eh, kaya lagunya Sheila on 7 ya, guys!) Ketika kita mendengar berita atau informasi, sebenernya kita punya pilihan dalam memilih apakah mau ngambil yang baik atau yang buruk. Hidup ini kayak matahari dan bulan, ada sisi siang dan sisi malam, ada sisi baik dan sisi buruk, ada hitam dan putih, ada yang tinggi dan yang pendek, ada yang bagus dan yang jelek. Dan gak jarang ada orang yang suka melihat segalanya buram, tapi ada juga yang selalu melihat sisi optimis dari segala situasi.

Tau gak, dunia ini emang gak adil, guys! Bahkan, sehebat apapun pencipta lagu, pasti kurang tenar dibanding yang mempopulerkannya. Kayak Beyoncé aja, dia sehebat itu tapi tetep aja gak sepopuler penjual hot dog di depan konsernya.

Dari kabar yang aku terima, aku juga sadar bahwa gak semua orang butuh kita cuma buat mencapai tujuan mereka sendiri. Yang penting adalah kita harus cari orang-orang yang bener-bener mempersiapkan kita untuk masa depan yang cerah. Ya, memang Tuhan menciptakan manusia dengan perbedaan yang unik.

Lalu, apakah semua ini bikin aku down? Tentu gak, guys! Sekarang, yang aku butuhkan cuma stimulus yang berbeda aja. Coba bayangin, kita bisa jadi kayak Power Rangers yang selalu siap tempur dan menghadapi segala masalah dengan semangat tinggi! Go go power ranger!

Jadi, teman-teman, yuk kita kelola emosi kita dengan gaya unik kita sendiri. Ingat, kita punya kekuatan untuk menghadapi kabar-kabar kurang baik dengan kepala tegak dan senyum lebar. Dalam hidup ini, apa pun yang terjadi, kita bisa menjadi pahlawan yang bisa mengubah dunia sekaligus membuatnya tertawa. Teruslah bersemangat dan jangan lupa, kita semua bisa jadi Power Rangers versi kita sendiri!







Share:

Wednesday, January 18, 2023

Cara Selesaikan Masalah Dalam Hidup

Kita pernah merasakan diri kita hancur berkeping-keping, pernah merasa kosong, pernah kehilangan arah, pernah patah hati. Namun, hidup harus terus berjalan dan terkadang membawa kita lebih jauh tanpa sadar.

Biasanya, go into survival mode and Safe Mode with limited capability and access. Untuk itu, saya menyelami diri sendiri - introspeksi dan menganalisis diri.

Saya menulis keresahan tersebut. Menulis point demi point. Secara spesifik. Kemudian menuliskan solusinya. Kadang-kadang saya bahkan tidak menemukan jawabannya. 

Tak jarang, saya juga memikirkan hal-hal yang membuat saya senang. Pandji Pragiwaksono pernah bilang kalau kita bisa ngelewatin masalah-masalah hidup  yang berat karena ternyata masalah hidup kita akan selesai pada akhirnya, walaupun tidak dengan cara yang kita inginkan. Kita semua punya masalah hidup yang berbeda- beda, berat atau tidaknya juga berbeda-beda bagi setiap orang, tapi tugas kita itu cuma satu, BERTAHAN.

Begitulah caranya.

Share:

Wednesday, November 30, 2022

Mengatasi Kebiasaan Buruk dan Depresi: Temukan Solusinya melalui Hubungan Tubuh, Interaksi Sosial, dan Menulis

Temukan cara-cara praktis untuk mengatasi kebiasaan buruk dan depresi melalui tiga aspek penting: hubungan dengan tubuh, interaksi sosial, dan menulis. Dalam obrolan dengan seorang terapis, kita akan mengeksplorasi pemikiran inspiratif tentang bagaimana meningkatkan kualitas hidup dan menemukan arah yang benar.

Obrolan dengan seorang terapis dapat menjadi sumber inspirasi dan bantuan yang berharga bagi mereka yang merasa tidak dalam kondisi yang baik. Dalam obrolan tersebut, terdapat beberapa pemikiran menarik tentang bagaimana kita dapat meningkatkan kehidupan kita.

Kebiasaan buruk dan kurangnya disiplin seringkali menjadi hambatan dalam hidup kita. Namun, jika kita mengetahui apa yang seharusnya kita lakukan, kita akan bekerja dengan semangat. Sayangnya, seringkali kita merasa bingung tentang langkah apa yang sebenarnya harus kita ambil.

Ketika kita merasa tidak memiliki arah hidup atau bingung tentang langkah apa yang harus kita ambil, seringkali kita jatuh dalam perangkap depresi. Ini adalah pengalaman yang dialami oleh banyak orang yang merasa tersesat dalam hidup. Namun, seorang terapis menawarkan solusi dengan memperbaiki daya hidup.

Daya hidup memiliki tiga level yang harus kita aktifkan. Level pertama adalah hubungan kita dengan tubuh kita sendiri. Penting bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh dengan melakukan olahraga secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, dan memastikan kita mendapatkan tidur yang cukup. Dalam pencarian kita untuk meningkatkan kualitas hidup, perhatian terhadap tubuh kita adalah langkah pertama yang harus kita ambil.

Level berikutnya adalah membangun hubungan kita dengan orang lain. Ketika kita menghadapi depresi, kita cenderung mengisolasi diri dari kehidupan sosial. Namun, yang sebenarnya kita butuhkan adalah dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat kita. Meluangkan waktu untuk bersama keluarga, teman, atau bahkan berbagi cerita dengan seseorang yang dapat dipercaya dapat membantu kita mengatasi masa sulit tersebut. Interaksi sosial yang positif dapat memberikan kita dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.

Level teratas adalah hubungan dengan diri sendiri. Membangun hubungan yang baik dengan diri sendiri adalah kunci untuk menemukan jati diri dan arah hidup yang benar. Salah satu cara yang efektif untuk melakukannya adalah dengan berhubungan dengan alam bawah sadar melalui menulis. Menulis adalah alat yang luar biasa yang dapat membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri.

Menulis seperti sebuah cermin yang mencerminkan apa yang ada dalam alam bawah sadar kita. Melalui menulis di jurnal, kita dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan ide-ide yang mungkin tidak kita sadari sebelumnya. Ini adalah cara yang kuat untuk menjelajahi pikiran kita sendiri dan memperkuat hubungan dengan diri sendiri.

Jadi, mari kita bersiap-siap dan keluar dari "awan hitam" yang menghalangi kebahagiaan kita. Dengan langkah perlahan namun pasti, kita dapat menemukan jalan keluar dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi diri kita sendiri. Ayo, semangat!
Share:

Sunday, November 20, 2022

Vindest Jalan Keluar Kecemasan Finansial

Beberapa bulan belakang, otak saya penuh dengan bagaimana menambah income. hahahah.

Kekhawatiran akan masa depan finansial berseliweran di kepala. Melihat tabungan yang ternyata tidak sebanyak saat pandemi membuat saya sering gusar. Padahal tidak membeli apa-apa. Kok bisa ya.

rasanya menabung tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Meskipun, tidak ada kebutuhan tambahan, tidak ada hutang, ya paling menyenangkan kakak dan keponakan sesekali.

SSaya pikir dan kemudian cari-cari info ternyata saat harga BBM naik, semua komoditi juga naik. Ya apa boleh buat, dunia memang seperti itu. Mungkin inilah yang membuat saya gusar. Ditambah, tanpa sengaja mengkonsumsi content yang menceritakan tentang ketakutan akan finansial. Gak nyari juga, tapi nongol aja gitu. Thx you lho algorithma.

Kegusaran itu berada di otak saya sampai tidak membuat tenang. Kemudian, saya mencari jalan keluar dengan menonton hal-hal yang lucu dan tidak terlalu berat. 

Saya menonton video-video Vindest yang belum saya tonton.





Mereka berdua ini telah saya tonton sejak masih kanak-kanak sampai sekarang. Menurut saya mereka icon antimainstream. Gak melulu mengikuti trend, tapi bekerja dengan niat dan bisa melihat pasar. Gabungan antara passion, niat dan marketing yang oke. Bisa dilihat dari #TibaTibaTenis minggu lalu yang riabuan orang nonton di youtube dan penuh di Istora Senayan.

Acara gak menyuguhi sensasi, tapi pure hiburan dan dihiasi dengan informasi. Keren.

Pengen banyak nulis tentang ini tapi sudah jam 10 malam. Saya harus landing di kasur karena sedang memperbaiki jam tidur yang kian hari tak menentu.

Share:

Tuesday, October 4, 2022

Merenung Dalam Keheningan di Wisata Bono

Sekarang saya sedang berada di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, tempat ditemukannya gelombang Bono karena ada sebuah pekerjaan. Di tempat ini saya banyak merenung. Merenungkan banyak hal. Merenung bukan tanpa sebab, tapi karena tidak ada yang mesti saya lakukan, listrik mati, sinyal hilang. Mati gaya. Saya menulis ini ditemani cahaya hp dan hening sekali.

Sebelum listrik mati, saya melihat video TikTok kakak saya, saya baru menyadari bahwa saya sudah banyak kemajuan, sudah bisa merantau, hidup mandiri. Tidak menyangka saya sudah berubah banyak sejauh perjalanana diusia 20an. Proud of myself. Kedua almarhum orang tua saya pasti bangga, sudah banyak hal-hal yang dulu sulit saya lakukan, saat ini bisa, bahkan sudah bisa diandalkan oleh keluarga. Semoga pencapaian-pencapain lebih juga mengikuti.

Baru satu, ternyata setelah dipikir-pikir saya bisa melewati masa-masa ‘sulit’ dengan cukup baik. Ya walaupun suliiiiiit sekali. Melewati hal-hal yang tidak pernah saya rasakan. Emosi terendah dan terlalu banyak negativity dalam diri saya.

Awalnya saya cerita dengan teman dekat, sedikit lega tapi tanpa sadar bahwa kalau dipikir-pikir itu menyebabkan toxic buat mereka. Kemudian saya memilih diam dan menampung toxic itu dalam diri sendiri dan pada akhirnya menjadi orang yang gak sensitif, gak bisa ngerasain perasaan orang atau bisa dibilang kurang empati. Ini mungkin karena saya gak bisa ngerasain perasaan sendiri kali ya.

Saya mulai belajar mengenali emosi (tapi ini susah banget sampai sekarang) dan saya juga masih belajar. 

Kalau emosi negatif sudah muncul, saya biasanya menulis terlebih dahulu, apa sih yang bikin saya kesal, sedih, cemas, overthinking? Lalu dari situ saya bisa mencari penyebabnya dan mencari solusinya.

Kadang cara ini masih belum cukup juga sih buat saya.

Lalu apa yang saya lakukan?

Berolahraga. Mulai tahun lalu saya bermain badminton. Olahraga membantu meredakan emosi negatif, jadi emergi positif saya sedikit fokus sama yang lebih berguna. Sampai badminton menjadi olahraga rutin saya saat ini.

Tapi masih saja emosi negatif itu kadang-kadang muncul. 

Saya coba lagi meditasi. Yup. Setiap pikiran runyam, overthinking, anxiety muncul, saya mencoba berusaha untuk menjernihkan pikiran agar berpikir dengan baik. Biasanya meditasi sebelum tidur hingga akhirnya saya ketiduran hahaha, tapi ini worth it.

Kadang saya juga latihan napas. Karena ini yang paling dasar dalam meditasi. Cuma beberapa menit saja bisa.

Apa saya sudah merasakan lebih baik?

Belum. Sampai saat ini kondisi emosi masih up and down. Tapi setidaknya saya menyadari kondisi saya dan mencoba mencari solusi dan mencoba untuk menerima.

“Hidup masih baik-baik saja, dan hidup masih bisa ditertawakan. Bertahan sebentar lagi yak. Sehari, sebulan, dan selanjutnya ya”.

Saat blog ini terpublish, saat itu saya mendapatkan sinyal internet.
Share: