Wednesday, January 1, 2020

2020 Here We Go

2019 adalah tahun yang luar biasa bagi saya. Banyak kesempatan yang saya dapatkan pada tahun itu. Banyak pula kegiatan baru yang saya coba. Saya bersyukur bisa melewati tahun 2019 dengan baik.

Awal tahun, saya mengikuti Public Relation Indonesia Awards dan Alhamdulillah berhasil memenangkan Silver Winner Sustainability Program. Lalu diberikan kesempatan untuk belajar di APRIL Jakarta dari April hingga Juni 2019. Sepulang itu, saya diberi tantangan untuk bergabung di tim Digital Media APRIL. Tapi, tetap handle pekerjaan yang lama, external communication. Tak lama setelah itu, saya ditunjuk sebagai tim kreatif untuk Event People Developer Award, penghargaan untuk karyawan yang memiliki jiwa kepemimpinan dan sekaligus mampu mengembangkan tim mereka. Terakhir, diberikan kesempatan berbagi pengalaman sebagai junior PR di Majalah PR Indonesia.

Tahun 2019, merasa diri ini banyak kurang. Stress melanda, saya sempat pada titik untuk tidak ingin mengerjakan sesuatu, setelah saya menghadapi beberapa ketidakpastian. Tapi ternyata saya sadar. Mungkin selama ini yang bersujud sebatas raga, tapi lupa menghadirkan jiwa. Sujud hanya sebatas membaca, tapi sangat jarang mengikut sertakan doa. 

Tuhan ingin hambaNya berlama-lama dalam doa, tapi mungkin saya terlalu ingin buru-buru bercengkrama dengan dunia.

Tahun 2019 saya juga bertemu dengan banyak orang dan saya banyak sekali belajar dari mereka. Thank you for making it so special because you make me feel special.

Namun, masih banyak hal yang belum tersampaikan di tahun 2019 lalu.

Memasuki 2020 dengan banyak optimisme dan positive thinking dengan percaya bahwa tidak ada yang mustahil untuk mencapai sesuatu jika saya benar-benar menginginkannya.




Share:

Sunday, November 17, 2019

Slamat Datang di Starbuck !

Slamat datang di Starbuck 😃

Saya bisa duduk berjam-jam, dimana aaja. Melihat orang berjalan, lalu lalang.

Kenapa sih mereka ke mall? Apa yang dicari?habisin duit aja.
Padahal saya juga habisin duit minum starbuck.

Kenapa pacaran harus di mall?gandengan?
Karena gak ada tempat lain.

Apa sih yang mereka cari?
Mencari hiburan untuk kesehatan djiwa.

Slamat datang di Starbuck 😃

Saya bisa mikir apapun ditempat ini.
Kadang mikir apa yang mau dibuat ke depan, apa yang sudah saya kerjakan, bagaimana saya harus menghadapi sesuatu.

Setelah meneguk habis green tea latte hangat kesukaan saya, saya mikir.

Ke sini cuma untuk melihat, mikir, dan merenung???? 

Share:

Thursday, November 14, 2019

Gara-gara Youtube !

Kurang enak badan.
Ngantuk.
Sering lapar.

Apa aku kurang sehat?
apa makananku Kurang bergizi?

Lalu...

Nonton Youtube.
Nemu Video.

Makanan sehat untuk dikonsumsi.
Oats
Buah
Sayur

Kemudian..

Pergi membeli semua makanan itu ke supermarket.

****

Kadang video youtube bikin terinspirasi.
Atau
Marketingnya bagus
Atau
Kontennya Bagus.

Tapiii

Sebagai millenial, saya sudah jarang sekali untuk mengkonsumsi makanan santan, berminyak dan minuman bersoda.
Selain gak punya banyak duit untuk menghamburkan untuk membeli makanan, saya juga kurang suka makan-makanan yang aneh.
Kebanyak teman-teman saya mengemas kesehatan menjadi gaya hidup baru yang terlihat cool dan kekinian.
Pergi ke gym, jogging, diet karbo, jadi vege, gak makan makanan hasil olahan dari makhluk hidup lainnya.


Share:

Wednesday, October 23, 2019

Tuesday, October 22, 2019

Tips Mudah Tidur

Sulit tidur.
Kebanyakan orang sulit tidur karena memegang smartphone, scrolling, kepo, nonton youtube, edit foto. Rencana tidur cepat hanyalah ilusi.

Sulit tidur karena lapar. Makanya harus tidur sebelum jam 9 supaya gak lapar.

Tapi ada juga yang bilang, sulit tidur karena gak punya duit. Memang, iman bisa goyah, tapi kemisqinan tidak.

Rutinitas tidur bisa dilakukan dengan mendengarkan lagu. Saya beri saran untuk lagu. Coba dengarkan Tulus.

Kenapa Tulus?

Entah kenapa Tulus seringkali saya dengarkan. Alunan musik yang santai dan tidak terlalu berat. Memang kadang, kalau nyanyi gak mesti teriak-teriak. Syahdu sekali suaranya. Menenangkan djiwa.

Mulai dari Teman Hidup, Sepatu, Monokrom, Jangan Cintai Aku Apa Adanya sampai Pamit bisa bikin tidur.

Selain lagu, mendengarkan podcast. 
Yeap, podcast.
Macam-macam sih yang didengarkan, bisa di settting berapa menit.
Selamat Tidur.



Share:

Wednesday, August 21, 2019

Mau Jadi bahan Baper Atau Belajar ?

Ah, masak saya begitu? Padahal kan saya udah begini, udah begitu. Udah Ngelakuin sesuai permintaan. Masih aja dikomen.

Sedikit banyak orang yang dewasa menerima masukan atau feedback atau kritikan. Kebanyakan senang dipuji. Ada yang bilang "Banyak nyamuk mati karena pujian". Dalam hidup harus ada kritik.

Kenapa?

Bisa jadi lebih baik lagi.

Setiap apa yang kita kerjakan, harus ada feedback supaya nanti jangan ada perasaan jumawa, santai dan merasa aman terus. Padahal kalau mau aktif cari feedback, outputnya bakal lebih maksimal.

Menerima feedback (and deciding what to do next) memang membuat deg-degan, badmood bahkan down parah. Tapi kembali lagi ke mentality kita terhadap feedback itu sendiri. Mau dimasukkan ke hati dan jadi bahan baper atau dipakai untuk bahan belajar.

Nah, sekarang gimana cara menyampaikan feedback.

Menurut saya sampein dengan sopan. Misalnya "bagus gambarnya, tapi coba deh warnanya yang dipake biru, kayaknya lebih bagus,". Sebaiknya hindari kata makian dan berkomentar tanpa solusi. 



Share:

Monday, August 12, 2019

Cara Mengatasi Ketidaknyamanan

Saya ingin menulis tentang ketidaknyamanan. Sumber ketidaknyaman itu beragam. Ketidaknyamanan membuat tidak ada dialog yang jujur sehingga semua tidak bisa berjalan baik. Terkadang sumber ketidaknyaman itu dari hal-hal yang sensitif dan pribadi. Beban pribadi dan profesional menumpuk, bisa jadi tidak nyaman.

Kebanyakan generasi muda sekarang menganut budaya mempermalukan orang lain di depan khalayak netizen atau paling tidak WA grup, dibandingkan dengan berbicara langsung kepada orang terkait. Lebih sulit lagi, bagi pemegang jabatan. Curhat di sosial media atau menegur dengan di sebuah WA grup itu juga tidak baik. Tuhan aja tidak broadcast kesalahan manusia.



Masalah lebih serius adalah tentang pengabaian, perasaan diabaikan. Saya pikir sebagai pemimpin pada level apapun, kita harus memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan sama untuk bersinar dan tumbuh. Terkadang ada favoritisme tak disengaja karena kenyaman bekerja dengan seseorang.

Tidak ada pelajaran yang bisa diambil jika seseorang dalam kondisi yang tidak nyaman atau stress. 

Tapi....

Kalau masih muda, coba banyak hal, ambil kesempatan, tertawai diri sendiri adalah hal yang terpenting. Jika ingin tahu sesuatu, cobalah, fokuslah pada tujuan. Ubah semua hal jadi menyenangkan karena pekerjaan bisa saja membosankan. Ubah itu menjadi hal yang berguna dan menyenangkan.

Memiliki pekerjaan yang 100 persen hebat dan menyenangkan jika seseorang bisa membuat semuanya jadi seru, produktif, dan berdampak. Artinya, kita punya jiwa bermain, minat tinggi, dan punya tujuan.

PS : Tulisan ini untuk mereka yang mengalami ketidaknyamanan. Semoga bisa bangkit dan jadi yang terbaik diantara yang terbaik.
Share: