Showing posts with label Sehari-hari. Show all posts
Showing posts with label Sehari-hari. Show all posts

Sunday, November 22, 2015

Menonton Televisi

Sudah tiga kali saya tertidur didepan televisi. Membentangkan kasur kecil dengan gambar Hello Kitty. Saya putar kipas angin disebelah kiri Televisi, nyaman sekali.

Tidak jelas apa yang saya tonton, saya hanya menekan tombol remote tv menggunajan jari di tangan kanan aaya. Saya selalu berhenti di acara yang saya sukai. Tiga hari ini saya menonton The Target, Spiderman, X-Men, Captain America sampai saya tertidur.

Ketika menonton, saya menyiapkan cemilan. Kali ini saya memilih makanan asin. Jujur, saya saat ini ingin sekali makan makanan yang asin. Mungkin mengartikan saya dalam kondisi yang tidak baik. 

Bukannya saya tidak tahu penyebabnya, saya terlalu tervawa perasaan. Gampang sekali sakit hati. Bukannya saya tidak tahu diri saya sendiri, tetapi sudah banyak perkataan yang dari awal yang menyakiti.
Lancarkan semuanya, Tuhan.

Sekarang saya ingin menonton lalu tidur dengan nyaman, bangun dengan semangat, walaupun sulit.

Share:

Wednesday, June 17, 2015

Yuk Kita Mulai !

Pagi nanti, bulan Ramadhan akan datang. Bulan penuh keberkahan. Setiap tahun suasana Ramadhan saya berbeda-beda, baik suasana dan rasa.

Ramadhan delapan tahun lalu masih ada mama, bahagia. Ramadhan delapan tahun lalu belum baligh juga. Ramadhan lima tahun lalu, lupa, yang jelas baru jadi mahasiswa. Ramadhan tiga tahun lalu juga berbeda, sedikit bahagia. Ramadhan dua tahun lalu juga berbeda, bersama teman-teman kuliah kerja nyata. Setahun lalu, dirumah saja. Tahun ini, saya bekerja. Alhamdulillah Tuhan menjabah doa saya.

Ramadhan selalu ditandai dengan iklan sirup. Ramadhan selalu datang tepat waktu. Ramadhan selalu menantikan takjil yang enak-enak, kolak ubi, cendol, bubur dan lainnya saya lupa. Bedanya sudah lama saya tak menonton shitnetron Ramadhan, terakhir yang main Krisdayanti.

Semoga Ramadhan tahun ini lebih mengerti diriNya dan diri sendiri. Semoga menjadi lebih baik dan lebih sadar akan pentingnya beribadah. Maaf lahir bathin semua, selamat puasa, selamat mengumpulkan pahala, agar masuk surga, tapi jangan lupa beli baju raya.

Ramadhan, Yuk Kita Mulai !

Share:

Wednesday, November 12, 2014

Aku...Kecanduan

Ada satu hal yang tidak saya sukai, bahkan itu adalah hal yang saya benci di kehidupan saya beberapa tahun lalu, dan hari ini kebalikannya.
 
Saya berpikir apa yang saya tidak sukai sekarang, ternyata saya hanya melihat dari kulitnya saja. Saya tidak habis pikir kenapa banyak orang menyukai-nya, saya merasa kurang tertarik dengan itu. 
Hal ini terjadi saat saya selesai ujian skripsi. Salah seorang teman berhasil meyakini saya dan saya mulai membuka diri dan pikiran saya terhadap hal tersebut. Setelah itu, saya perlahan-lahan mulai tertarik dan hari ini saya begitu kecanduan. Bahkan ketika hari dimana saya banyak hal untuk saya kerjakan , cukup hanya mendengar saja, itu sudah cukup. Saya tertawa setelah menyesaikan kalimat terakhir, saya merasa kehilangan pikiran saya sekarang. Hahahahaha. 

Apa yang saya alami dan jalani sekarang adalah hal yang saya tidak sukai di kehidupan saya di masa lalu. Saya tidak perlu menuliskannya disini karena sebuah alasan, tentu bukan hal yang buruk, hanya saja saya belum siap untuk memberitahukannya, tetapi beberapa teman-teman dekat saya sudah mengetahui dan reaksi mereka tertawa seperti bajingan menang perang. Saya hanya takut reaksi orang-orang yang kenal saya sejak lama.

Sejak saat itu, kehidupan saya sedikit berubah sejak itu. Dengan ini, saya belajar bahwa "don't judge a book by its cover". Saya benar-benar berhati-hati untuk tidak menyukai sesuatu jika saya tidak benar-benar tahu. Saya merasa kalimat-kalimat benci dimasa lalu, menjadi kebalikkannya sekarang. Ternyata benar, BENCI itu BENAR-BENAR CINTA. Hahaha
Share:

Monday, November 3, 2014

Larutnya kehidupan ke Dalam Media Sosial

Obrolan ini tidak sengaja muncul ketika saya dan teman saya membicarakan tentang media sosial yang sudah membuat kami agak "gila". Sejak ada media sosial, kita bisa dikatakan sebagai generasi menunduk, karena kita, selalu menunduk, maksud saya disini, dizaman ini, kita tidak dapat lepas dari yang namanya smartphone atau alat komunikasi modern yang kita miliki.

Ditambah dengan adanya aplikasi media sosial seperti facebook, twitter, path dan yang lainnya dimana sekarang sedang ramai dikonsumsi dan membuat kehidupan kita larut ke dalam media sosial. Media sosial awalnya di ciptakan untuk mempermudah kita untuk berkomunikasi, ternyata memiliki banyak dampak.

Media sosial semacam kehidupan kedua setelah dunia nyata, apa yang kita rasakan, kita tulis dan kita bagi di media sosial. Seolah-olah tidak ada yang dapat kita ajak untuk berbagi di kehidupan nyata kita, dan setelah kita membuat status di akun media sosial milik kita, entah itu Facebook,Twitter atau path, banyak orang (yang bahkan tidak kita kenal) mengomentari atau menyukai apa yang kita tulis, yang sebenarnya mereka tidak benar-benar tahu.

Media sosial juga bisa membuat kita terkenal, seperti di twitter. Banyak orang terkenal karena berkicau di twitter, tentu ada yang berbobot ada juga yang sampah. Di dunia pertwitteran dinamakan kultwit, kuliah twitter. Mereka akan membagikan informasi atau hal apa saja yang menurut mereka menarik untuk dibagikan, masalah berguna atau tidak, itu urusan nanti, yang penting kultwit dulu, ngumpulin banyak followers dan kemudian di retweet, dan melahirkan selebtwit, hingga menjadi buzzer-buzzer salah satu politisi atau tokoh politik. Terlebih ketika sedang ada pertandingan sepakbola, yang dianggap permainan yang paling mulia di dunia, sedang di putar dilayar kaca. Twitter bisa menjadi ruang bising, penggemar sepakbola yang ada di twitter, lansung bersuara lewat akun-akun mereka. Kuasa dibalik kata-kata.

Dan sekarang aktivitas kita bisa dimonitor secara lansung oleh teman-teman kita. Dunia memiliki path. Banyak pemakai path yang check-in dimana ia berada, sedang mendengarkan lagu, menonton film, membaca buku bisa terlihat di path. Path semacam bentuk ajang mempresentasikan diri kita lebih ekstrim. Karena fitur-fitur yang diberikan seperti itu.

Dizaman yang secanggih ini, seperti yang dikatakan giddens, tak ada waktu dan ruang yang istimewa, ruang semakin lama semakin tidak dipakai, maksudnya dalam orang berhubungan dengan orang yang berjauhan jarak fisik, seperti mereka yang sedang pacaran jarak jauh, mereka yang ingin membeli barang dari luar kota, mereka tidak butuh tempat atau ruang fisik. Mereka tidak butuh ruang fisik dan waktu yang sangat lama lagi, mereka hanya butuh aplikasi video call dan belanja online, ya tentunya pertemuan yang sebenarnya mereka juga sangat butuh dan belanja online butuh waktu juga untuk barang sampai, tapi disini itu diluar konteks yang dikatakan oleh giddens. Contoh lain ketika Presiden melakukan teleconference kepada bawahannya, seperti yang kita lihat sewaktu pertama kali Jokowi dilantik, tidak perlu bertemua dulu baru mendengarkan keluhan, sekarang tinggal teleconference saja.

Media sosial sekarang lebih banyak dipakai sebagai alat pencitraan diri oleh kaum-kaum politik, mereka berdramaturgi, begitu dikatakan oleh Erving Goffman jika beliau masih hidup. Membangun citra diri sebaik mungkin dan di share di akun miliknya sendiri dan buzzernya.

Kita semakin pasif, semakin tidak bisa membedakan antara yang nyata atau hanya sekedar tontonan. Kita kehilangan substansi pertemuan yang sesungguhnya, kualitas melebihi kuantitas. Mungkin di masa depan pertemuan di dunia nyata adalah hal yang langka, mungkin.

Isi obrolan saya dan teman saya mungkin aneh, memalukan, tak sopan, dan kacau balau. Mungkin ketika itu pikiran kami sedang tidak karuan dan dangkal.
Share: